HYYH NOTES FULL (TERJEMAHAN INDONESIA)

September 13, 2018

HYYH NOTES dari album
Love Yourself Her
Love Yourself Tear
Love Yourself Answer

Ini udah gue urutin waktunya dan kalo kalian baca, di inget waktunya yaa jangan terkecoh :* selamat membaca ^^

Hoseok,  23 Juli 2010 (Tear)
Ketika aku menghitung sampai tiga ,aku mendengar suara tawa seperti halusinasi. Selanjutnya aku berjalan sambil menggenggam tangan seseorang. Aku melihat ke belakang tapi tidak ada orang itu kecuali teman sekelasku. "Hoseok-ah" guruku memanggil namaku. Kemudian aku sadar dimana aku sekarang.  Sekarang adalah trip sekolah. Aku menghitung jumlah buah yang tertulis dibukuku. Lima, enam, aku tetap menghitung tapi suaraku bergetar dan tanganku berkeringat. Ingatan itu terus muncul, aku tidak bisa ingat dengan jelas wajah ibu hari itu.

Aku hanya ingat coklat yang ibu berikan padaku saat ia mengajakku jalan-jalan ke taman hiburan. "hoseok-ah,  hitung sampai sepuluh setelah itu buka matamu"

Setelah aku menghitung sampai sepuluh aku membuka mata tapi ibu sudah pergi. Aku menunggu dan menunggu tapi ia tidak pernah kembali. Aku menghitung lagi sampai sembilan, jika aku menghitung sampai habis ia pasti akan kembali,  tapi suaraku tidak bisa keluar.

Telingaku berdengung dan sekeliling ku mulai gelap. Guru terus menunjuk ke arahku dan menyuruhku tetap berhitung. Teman-teman menatapku. Aku tidak ingat wajah ibu. Sepertinya jika aku tetap menghitung ,ibu benar-benar tidak akan pernah kembali lagi padaku.

Kemudian aku pingsan.


TAEHYUNG,29 DESEMBER 2010 (Her)
Sambil melepas sepatuku dan menjatuhkan tasku, aku masuk ke kamar dan menemukan ayahku masuk. Sudah lama sekali sejak kita terakhir kali saling bertemu, namun aku tidak pernah bertanya-tanya kemana dia pergi selama ini. Meski begitu, aku melompat ke pelukan ayahku. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Apakah aku pertama kali mencium bau alkohol, mendengarnya memarahi ku, atau apakah aku mendapat tamparan ini untuk pertama kali? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bau alkohol, napasnya yang keras dan bau mulut. Matanya merah dan jenggotnya berantakan. Lalu dia menampar ku dengan tangan besar itu, bertanya apa yang aku lihat, dan menamparku lagi. .

Setelah itu, dia mengangkatku tinggi-tinggi di udara. Meski matanya yang merah sangat menakutkan, aku terlalu takut untuk menangis. Orang itu bukan ayahku. Dia tampak seperti ayahku tapi juga tidak. Kakiku menggantung di udara. Saat berikutnya, kepalaku jatuh ke dinding, dan aku menjatuhkan diri ke lantai. Rasanya seperti kepalaku akan meledak. Penglihatanku kabur dan gelap. Yang bisa kudengar di kepalaku hanyalah napas ayahku.
(Notes : ini cerita taehyung pas masih kecil, dia sering dikasarin sama ayahnya, makanya dia gedenya jadi urakan (?). 

Jimin 6 April 2011 (Tear)
Aku menghadap pagar Flowering Arboretum sendirian. Cuaca hari ini kelabu dan sedikit dingin,  tapi moodku sangat baik.  Hari ini hari piknik tapi ibu dan ayahku sibuk. Aku sedikit kecewa awalnya. Tapi aku tadi dipuji saat lomba mewarnai bunga. Ibu temanku bilang,  "wow jimin sudah dewasa" dan aku merasa keren.

"Jimin tunggu disini ya, guru akan segera datang"

Ketika piknik selesai,  guru menyuruhku menunggunya. Tapi tidak kulakukan. Aku percaya diri bahwa aku bisa pergi sendiri. Aku memegang kedua tali ranselku dan berjalan. Sepertinya orang-orang melihatku,  jadi aku mengangkat bahuku.

Beberapa saat kemudian turun hujan.  Temanku dan ibunya sudah pergi semua, tidak ada yang melihatku dan kemudian kakiku sakit. Aku menutupi kepalaku dengan ransel dan berteduh dibawah pohon.

Hujan semakin deras dan tak ada seorangpun yang lewat. Akhirnya aku berlari menerobos hujan. Aku tidak melihat satupun toko atau rumah.

Tempat ini adalah gerbang belakang Flowering Arboretum. Pintu samping terbuka dan disana aku melihat gudang yang berisi beberapa benda.


Yoongi,  19 September 2016 (Tear)
Api membakar rumah yang kutinggali ini. Orang-orang sekitarku berlarian dan meneriakkanku. Orang-orang sekitar berjalan dengan cepat. Mereka bilang jalan masuknya sulit, jadi mobil pemadam tidak bisa masuk. Mobil pemadam kebakaran berhenti ditempatnya. 

Diakhir musim panas, yang merupakan awal musim gugur. Langitnya biru dan udaranya terasa kering. Aku tak tau apa yang aku pikirkan, apa yang harus ku rasakan dan apa yang harus kulakukan. Lalu pikiran 'ah, ibu' datang ke pikiranku. 

Lalu rumah itu meledak dengan suara keras. Rumah yang telah ditelan api-tidak, maksudku rumah yang telah menjadi api itu sendiri atapnya, tiangnya bahkan kamarku hancur bagai pasir. Aku hanya berdiri kebingungan melihatnya. 

Seseorang menyingkirkan ku. Mereka bilang mobil pemadam kebakaran sudah masuk. Orang lainnya memegangku dan memintaku untuk menjawab pertanyaan. Orang itu meneriakkan pertanyaannya padaku, tapi aku tidak mendengar apapun. 

"Apa ada orang didalam?"
Aku menatap orang ini seperti orang bodoh
"Apa ibumu didalam?"
Orang ini mengguncang bahuku
Tanpa kusadari aku menjawab, 
"Tidak, tidak ada siapapun didalam"
"Apa yang kau katakan?? Bagaimana dengan ibumu? Apa dia sedang pergi?" kata tetanggaku 
Aku hanya menjawab, "tidak ada siapapun"
Aku bahkan tak tau apa yang aku katakan, lalu seseorang menarikku lagi. 

SEOKJIN 2 MARET 2019 (Her)
Aku mengikuti ayahku ke kantor kepala sekolah. Tempat ini lembab. Ini adalah hari ke 10 sejak aku kembali dari Amerika. Kudengar kemarin bahwa aku harus turun kelas 1 karena sistem sekolah berbeda. "Kalau begitu tolong jaga dia". Ayah menepuk pundakku dan aku menggigil tanpa sadar. "Karena sekolah itu berbahaya, maka ada peraturannya," kata kepala sekolah sambil menatap lurus ke arahku. Setiap saat kepala sekolah mengatakan sesuatu, lemaknya menutupi wajahnya dan di sekitar mulutnya akan bergerak juga. Bagian dalam mulut taring hijaunya berwarna merah gelap. 

"Jangan bilang Seokjin juga berpikir seperti itu?" Aku bisa merasakan ayahku mengarahkan kekuatan di pundakku sementara aku memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan tak terduga ini. Aku mengepalkan tanganku saat aku bisa merasakan tulang bahuku hancur. Aku menggigil kedinginan. "Kau harus menjawabku. Seokjin harus menjadi murid yang baik". Kepala sekolah menatapku tanpa ekspresi. Ketika akhirnya aku menjawab "Ya", penderitaanku hilang begitu saja & aku mendengar tawa ayah dan kepala sekolahku. Aku tidak bisa mengangkat kepalaku & hanya bisa melihat sepatu ayah & kepala sekolah. Meskipun aku tidak tahu dari mana cahaya itu berasal, cahaya itu membuatku takut.

Jungkook, 28 Mei 2019 (Answer)
"Hyung. Apa yang kau impikan?" Dokter bedah itu memandangku sebagai jawaban atas pertanyaanku. "Aku harus menulis dikertas tentang harapan masa depan." Aku menjelaskan. 
Seokjin hyung membuka mulutnya dan berkata, "Aku pikir aku tidak punya mimpi. Jika aku memiliki sesuatu yang aku harapkan, itu hanya sejauh ... ingin menjadi orang baik?" Dia sendiri tampak malu mengatakannya. 
Kemudian Yoongi hyung, yang berada di piano, berbicara dengan suara yang datar. "Tidak apa-apa untuk tidak bermimpi. Aku tidak punya satu. Aku hanya akan menjadi apa pun. " Semua orang meledek kata-katanya. Kalimatnya sangat cocok dengannya.
"Aku akan menjadi pahlawan super dan menyelamatkan dunia dari orang-orang jahat." Kata Taehyung sambil berdiri di kursinya untuk berpose. Dia mengangkat lengannya ke atas. Hoseok hyung memarahinya menyuruhnya untuk turun sebelum dia terluka. 
Hoseok hyung lalu menambahkan, "Aku ingin menemukan ibuku dan hidup bahagia. Menjadi bahagia adalah impianku." Hyung tersenyum ketika berbicara. 
"Apakah itu berarti kau tidak bahagia sekarang?" Jimin bertanya. Hoseok hyung  menjawab, "Ketika aku di prasekolah aku ingin menjadi presiden, tetapi aku tidak memiliki apapun yang aku inginkan setelah itu."
Hanya Namjoon hyung yang tersisa setelah itu. Setelah merasa semua orang melihatnya, dia mengangkat bahu. "Aku ingin mengatakan sesuatu yang baik, tapi aku juga tidak benar-benar bermimpi. Aku hanya berharap pekerjaan paruh waktuku dibayar lebih banyak." 
Aku mengangguk dan menatap kertas di depanku. Kertas ini dibagi menjadi ruang bagi siswa dan ruang untuk orang tua. Apa yang aku inginkan? Aku tidak bisa memikirkan apa pun untuk ditulis.
Yoongi, 12 Juni 2019 (Tear)
Aku melarikan diri ke sekolah, tapi sejujurnya aku tidak punya tujuan lagi selain tempat itu. Saat itu panas dan tidak ada uang, tidak ada yang bisa aku lakukan. Namjoon yang bilang kita harus ke pantai. Anak-anak terlihat bersemangat, tapi aku tidak benar-benar menyukainya. "Apa kita punya uang?" gara-gara pertanyaanku, Namjoon mengorek saku mereka. Ada beberapa koin dan struk belanja. "Jadi kita tidak bisa pergi "
Satu-satunya orang yang bilang kita bisa pergi hanya Taehyung. Namjoon memohon pada mereka untuk memikirkan sekali lagi tapi anak-anak hanya mengoceh, tertawa dan mengelilingi jalan sebelum benar-benar mulai jalan. Aku sedang tidak mood untuk berbicara jadi aku jalan paling belakang.
Saat itu tengah hari dan tidak ada pohon ginkgo yang berbayang, mobil-mobil mengeluarkan polusi dan mereka tetap berjalan di sisi jalan. "Ayo kesana!" Taehyung yang bilang atau mungkin Hoseok? Aku tidak peduli karena aku tidak melihat begitu jelas, tapi pasti salah satu dari mereka. Aku berjalan sambil menundukkan kepala, menendang batu sehingga aku hampir menabrak seseorang lalu aku mendongakkan kepala. Jimin berdiri membeku disana. Otot wajahnya mengeras, seakan dia melihat sesuatu yang menakutkan.
Dia melihat tanda yang bertuliskan "Flowering Aborerum 2.2 kilometer"
"Aku tidak mau jalan" kata Jungkook. Keringat berjatuhan dari wajah Jimin. Wajahnya pucat, mungkin dia akan pingsan beberapa detik lagi. Apa ini? Aku merasakan sesuatu yang aneh. "Park Jimin" aku memanggilnya. Namun dia tidak menggubris. Aku mendongakkan kepalaku lagi dan melihat tanda itu.
"Hei panas sekali, kenapa kita harus pergi ke kebun Aboretum? Ayo pergi ke pantai" kataku sambil berjalan. Aku tidak tahu seperti apa kebun itu tapi sepertinya itu bukan tempat yang bisa kita datangi.Ekspresi wajah Jimin terlihat aneh. "Kita tidak punya uang" jawab Hoseok. "Itulah makanya sekarang kita berjalan" . Taehyung menambahkan "kalau kita berjalan sampai stasiun kereta mungkin kita bisa pergi"
Namjoon berkata "kalau begitu nanti malam kita akan kelaparan". Jungkook dan Taehyung berpura-pura menangis dan Seokjin hyung hanya tertawa. Jimin hanya berjalan ketika akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke stasiun. Dia berjalan dengan kepala tertunduk dan bahunya bergetar. Jimin terlihat seperti anak kecil.
Tanda yang bertuliskan "Flowering Arboretum" perlahan-lahan semakin menjauh.
Seokjin, 25 Juni 2019 (Answer)
Satu pot bunga menempati jendela ruang penyimpanan, asal-usulnya tidak diketahui. Siapa diantara mereka yang akan membawa pot bunga? 
Aku mengeluarkan ponselku. Ruang kelas selalu gelap, tanpa listrik dan dalam cahaya samar muncul di jendela yang kotor, aku bisa melihat dengan jelas dedaunan yang hijau. Foto yang aku ambil dengan ponselku tidak keluar dengan baik. Bukan hanya itu diambil dengan telepon.
Aku sering berpikir bahwa sebuah foto tidak pernah dapat menangkap apa yang bisa dilihat mata. Ketika aku mendekat, aku melihat huruf 'H' dibawah pot bunga. Aku mengangkatnya. 'Pot bunga Hoseok' kata itu yang muncul.
Aku tertawa kecil. Satu-satunya dari mereka yang akan membawa pot bunga itu adalah Hoseok. Aku meletakkan pot bunga itu sehingga hanya huruf 'H'  yang terlihat, lalu melihat sekeliling.
Aku tidak pernah memperhatikan sebelumnya, tetapi ambang jendela ditutupi coretan. Tidak hanya jendela, tetapi bahkan dinding dan langit-langit memiliki coretan juga. "Lewat atau mati" menghancurkan nama-nama yang tak terbalas. Tanggal dan nama-nama yang tak terhitung jumlahnya yang sekarang jadi tak terbaca.
Ruang kelas ini tidak selalu digunakan untuk penyimpanan. Siswa akan datang setiap hari untuk kelas dan kemudian dikosongkan pada sore hari. Itu akan kosong selama liburan dan kemudian diisi dengan riuhnya siswa ketika sekolah mulai kembali.
Akankah ada siswa seperti kita  yang terlambat dan menerima hukuman dan akhirnya hilang kelas? Akankah ada guru-guru yang sangat gusar dan lesu serta tes dan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya? Akankah ada orang sepertiku? Seseorang yang memberi tahu kepala sekolah tentang teman-teman mereka.
Aku bertanya-tanya apakah nama ayahku mungkin berada diantara ini. Tempat  ini juga merupakan almamater ayahku. Ayahku adalah seseorang yang percaya bahwa menghadiri sekolah menengah yang sama dan universitas yang sama adalah cara untuk menjaga maratabat keluarga seseorang. Aku memindai semua nama dan menemukan nama ayahku. Itu berada ditengah-tengah dinding sebelah kiri, diantara beberapa yang lain. Dibawahnya kalimat lain tertulis "semuanya dimulai dari sini"

 JIMIN, 30 Agustus 2019 (Her)
Sementara Hoseok hyung sedang menjawab panggilan, aku bercanda dengan menginjak bayangan hyung. Hoseok hyung tertawa terbahak-bahak dan berkata 'Jimin sudah dewasa'. Dibutuhkan waktu 2 jam dengan berjalan kaki dari sekolah ke rumah. Jika kau naik bus, tidak lebih dari 30 menit tapi bisa juga 20 menit. Tapi hyung selalu mengajak ku untuk mengambil beberapa jalan pintas, gang atau bahkan memanjat jembatan.

Dan kami dengan keras kepala mengikuti rute ini. Sudah setahun sejak aku dipulangkan dari rumah sakit dan ditransfer sekolah. Jauh dari rumah ke sekolah & aku tidak mengenal orang lain tapi aku pikir tidak apa-apa. Pokoknya aku sudah sering berpindah-pindah sekolah dan aku tidak tahu kapan aku akan di bawa ke rumah sakit lagi. Jadi aku pikir ini bukan apa-apa.

Saat itu, aku bertemu Hoseok hyung. Pada awal semester baru. Hyung mendekatiku & tinggal bersamaku selama 2 jam. Ternyata rumah kita tidak berada dalam arah yang sama, aku baru mengetahuinya setelah sekian lama. aku juga tidak bertanya mengapa. Aku berharap  pertemuan selama 2 jam ini bisa berlanjut lama.

Aku kabur setelah menggoda Hyung yang menjawab panggilan itu dengan menginjak bayang-bayangnya lagi. Hyung menutup telepon dan mengejarku. Di bawah teriakanku, Es krim itu meleleh, aku bisa mendengar suara jangkrik. Tapi aku takut tiba-tiba. Berapa lama hari ini akan berakhir?

(Notes: ini Jimin sama Jhope ketara banget saling sayang :")

Taehyung, 20 Maret 2020 (Tear)
Aku berjalan dilorong,  kakiku membuat suara berisik.  Kemudian aku berhenti. Aku melihat Namjoon hyung berdiri didepan 'kelas kita'.  'Kelas kita'?  Tidak ada yang tahu tempat ini, tapi aku menyebutnya kelas kita. Aku,  hyung dan Jungkook kelas ini milik kami. Aku menahan napas dan mulai berjalan pelan, aku ingin mengejutkannya.

"Kepala sekolah!"

aku baru berjalan lima langkah ketika aku mendengar suara dari jendela kelas yang terbuka. Sepertinya itu Seokjin hyung.  Aku berhenti berjalan. Apa Seokjin hyung sedang berbicara dengan kepala sekolah sekarang? Di 'kelas kita'? Kenapa?

Kemudian aku mendengar namaku dan Yoongi hyung disebut,  aku melihat Namjoon hyung terkejut ketika Seokjin hyung tiba-tiba membuka pintu. Rasa bingung dan terkejut tergambar diwajahnya. Seokjin hyung membuka mulut mungkin berusaha menjelaskan, tapi Namjoon hyung mengangkat tangannya dan berkata

"tidak apa-apa"

Seokjin hyung terlihat bingung. "Hyung pasti punya alasan tersendiri".

Setelah ia berbicara seperti itu, Namjoon hyung berjalan melewati Seokjin hyung dan masuk kedalam kelas.

Aku tidak percaya ini. Seokjin hyung mengadu ke kepala sekolah tentang apa yang sudah aku dan Yoongi hyung lakukan beberapa hari lalu.  Dia membocorkan segalanya tentang bolos kelas, memanjat dinding dan berkelahi dengan murid lain. Tapi Namjoon hyung bilang itu tidak apa-apa.

"Apa yang kau lakukan disini?" 

aku menoleh dan terkejut. Hoseok hyung dan Jimin ada dibelakangku. Hoseok hyung berpura-pura lebih terkejut,  kemudian ia merangkul bahuku. Dalam kebingungan, aku membiarkan Hoseok hyung  membawaku ke dalam kelas.

Namjoon hyung dan Seokjin hyung sedang berbicara. Seokjin hyung buru-buru pergi, ia bilang ada urusan. Aku melihat ekspresi Namjoon hyung.  Dia melihat gelagat Seokjin hyung namun kemudian ia tertawa seakan tidak ada yang salah.

Lalu aku berpikir, Namjoon hyung pasti punya alasan tersendiri. Karena hyung lebih tau,  dia juga lebih pintar dan lebih tua dariku.

Aku masuk ke dalam kelas dan tersenyum bodoh. Mereka menyebutku si senyum kotak. Sepertinya aku tidak akan memberitau ke siapapun tentang percakapan yang aku dengar tadi.


NAMJOON, 15 MAY 2020 (Her)
Berjalan ke gudang ruang kelas yang pernah kami sebut base rahasia, saat kami tidak memiliki tempat lain untuk pergi, aku menyangga beberapa kursi saat aku berjalan masuk. Aku membalik meja itu dan menepuk-nepuk debu di atasnya. Bagi manusia, perpisahan selalu sentimental. Hari ini adalah hari terakhirku datang ke sekolah, dan juga 2 minggu sebelum aku pindah rumah. Aku tak tahu apakah aku akan datang kesini lagi, mungkin aku tak akan melihat kakak & adikku lagi, aku juga tidak tahu. Menempatkan secarik kertas di atas meja dan mengambil pensil, aku tak tahu harus menulis apa. Hanya waktu yang mengalir. Setelah menulis beberapa kata tanpa arti, pensil itu patah dengan berbunyi 'tuk'. 'Kau Harus Bertahan'

Di atas kertas yang sekarang memiliki tanda pensil hitam, aku mulai menggambar tanpa disadari. Di antara bubuk pensil dan gambar hitam, kemiskinan, orang tua, adik laki-lakiku, pindah rumah, dan lain-lain muncul dipikiranku. Dengan menghancurkan kertas itu, aku memasukkannya ke dalam saku dan bangkit dari tempat dudukku. Debu muncul lagi saat aku mendorong meja belakang. Ketika aku akan pergi, aku menghembuskan nafas di jendela lama, dan meninggalkan 3 kata. Ini tak cukup seperti ucapan apapun. "Kita akan bertemu lagi" (t/n: 3 kata), aku pernah berharap ini adalah janji kita.
(Notes: ada yang inget adegan Namjoon niup kaca di I Need U? kata-katanya sama kyk yang dia tulis dikertas "kau Harus Bertahan" dia nulis itu pas lagi kumpul sama member yang lain kan? di notes ini dia bilang, mereka punya basecamp buat kumpulan. gak tau kenapa gw mikirnya jadi ke MV I Need U, mereka juga lagi kumpulan malem pas sebelum ke pantai)

Jungkook, 25 Juni 2020 (Her)
Dengan mudahnya, aku menyentuh keyboard piano, sebuah gerakan yang meninggalkan tanganku dalam debu. Dengan menggunakan sedikit tekanan di jari kelingkingku untuk menekan tombol, piano itu mengeluarkan suara yang berbeda dari yang diputar oleh hyung.

Hyung belum pernah ke sekolah selama sepuluh hari. Hari ini aku mendengar bahwa dia telah diusir. Namjoon hyung dan Hoseok hyung tidak mengatakan apapun, dan aku tidak mengatakan apapun karena aku terlalu takut untuk mendengar jawabannya.

Dua minggu yang lalu, sebelum guru mengungkapkan lokasi rahasia hanya ada aku dan hyung di sini. Ada pemeriksaan terbuka hari itu, dan aku tidak ingin tetap di kelas jadi aku berlari ke tempat rahasia itu.

Hyung tidak melihat ke belakang, hanya bermain piano saat aku berbaring di dua meja yang disatukan untuk tidur siang. Secara teori, hyung dan piano ada dua hal yang terpisah, tapi sulit untuk membedakan keduanya. Aku tak tahu kenapa, tapi mendengarkan lagu hyung membuatku ingin menangis.

Ketika rasanya air mata akan segera turun, aku cepat-cepat menoleh ke belakangku. Saat itu, pintu terbuka dengan ledakan yang meledak-ledak. Musik piano berhenti. Aku ditampar begitu keras sampai jatuh ke tanah. Aku meringkuk di tanah, mendengarkan rentetan kata-kata marah yang dilontarkan ke arahku, hanya agar suara berhenti.

Aku berbalik, dan melihat bahwa hyung telah mendorong guru itu kembali, lalu melindungiku dengan seluruh tubuhnya. Dari bahu hyung, aku bisa melihat ekspresi gila pada guru itu.

Aku menekan keyboard lagi, mencoba memainkan lagu yang hyung biasa mainkan. Apakah hyung benar-benar diusir? Apakah aku tidak akan pernah melihatnya lagi?

Hyung mengatakan sebelumnya bahwa mendapatkan pukulan untuknya adalah kebiasaan. Jika bukan karena aku, hyung tidak akan memukul guru itu. Jika bukan karena aku, hyung pasti masih bermain piano di sini.

(Note : 'tempat rahasia' ? Basecamp kah? 😕
hyung yang dia maksud disini pasti kalian tau lah ya? iyaa Yoongi hmm )

Yoongi, 25 Juni 2020 (Her)
Aku membuka pintu, masuk, membuka laci meja, dan mengeluarkan amplop di sana. Saat membalikan amplop itu, sebuah kunci piano jatuh di lantai dengan suara 'tuk'. Setelah beberapa saat, aku melemparkan kunci piano yang terbakar ke tempat sampah, dan aku ketempat tidur ku. Hatiku yang berdegup kencang tak bisa tenang dan napasku terasa compang-camping. Aku tidak tahu bagaimana tanganku memiliki tanda arang ini.

Suatu saat setelah pemakaman berakhir, aku pergi ke tempat yang hancur akibat kebakaran. Memasuki kamar ibuku, kulihat piano itu terbakar tak bisa dikenali lagi. Aku duduk di sebelahnya. Sinar matahari sore masuk melalui jendela. Aku duduk di sana seperti itu untuk waktu yang sangat lama. Pada akhirnya, beberapa tombol tampak bergerak di bawah sinar matahari.

Apakah ini benar-benar sebuah piano yang berbunyi saat ditekan? Aku memikirkan bagaimana ibu ku sering menyentuh kunci itu, jadi aku memetiknya dari tengah, dan memasukkannya ke dalam sakuku, dan meninggalkan tempat itu.

Empat tahun setelah itu. Rumahku selalu sangat sepi. Tipe kesunyian yang bisa membuat orang menjadi gila. Setelah 10 hari, ayahku tertidur dan semuanya menjadi sunyi. Inilah aturan keluarga. Aku selalu kelelahan karena aku harus hidup dalam keheningan seperti ini, ikuti jadwal dan pola yang telah ditentukan sebelumnya. Tidak mudah untuk mempertahankan peraturan seperti itu,tidak ada orang yang mampu menangani ini ,tapi terlepas dari semua ini, aku harus tinggal di rumah ini.

Merima uang saku dari ayahku, makan dengan ayahku, lalu mendengarkan kembali tegurannya. Ketika aku ingin membantahnya, aku memikirkan bagaimana aku bisa meninggalkannya dan hidup dengan baik di luar. Tapi aku tidak bisa mengambil keberanian dan mencapai kebebasan. Sebagai gantinya, aku hanya membicarakannya.

Aku bangkit dari tempat tidur. Aku mengambil kunci piano dari tempat sampah di bawah meja. Saat aku membuka jendela, angin sepoi-sepoi menerobos masuk. Segala sesuatu yang terjadi hari ini menghampiri ku seperti tamparan angin. Dengan segenap kekuatanku, melemparkan kunci itu ke udara dingin.

Sudah 10 hari sejak aku berhenti sekolah. Kudengar aku harus putus sekolah. Bahkan jika aku tidak mau, aku tetap akan diusir dari rumah ini.

Aku tidak tahu apakah pendengaranku memburuk, tapi aku tidak bisa mendengar suara kunci piano jatuh ke tanah. Aku tidak akan bisa tahu bagaimana kedengarannya seperti saat kunci piano jatuh di tanah, tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Tidak masalah berapa tahun lagi, piano itu tidak akan membuat suara lagi. Karena aku tidak akan main piano lagi.

(Notes: gaess.. di note ini Yoongi kayaknya putus asa banget sama pianonya karena dia punya kenangan buruk piano sama ibunya, makanya di First Love sama Begin MV ada piano kebakar kan? Jungkook ini pengen hyungnya kembali main piano lagi, tapi tiba2 piano itu kebakar karena Yoongi punya trauma sama masa lalunya :")) Catatan ini dibuat diwaktu yang sama kyk Jungkook )

Seokjin, 17 Juli 2020 (tear)

Melewati pintu sekolah,  suara jangkrik merayap ditelingaku. Halaman sekolah dipenuhi oleh anak-anak yang tertawa sambil bermain dan berlomba. Hari ini adalah awal dari liburan musim panas dan semua orang sedang mengobrol. Aku menundukkan kepalaku dan berjalan melewati mereka. Aku ingin pergi dari sini secepatnya. 
"Hyung"  aku mengangkat wajahku, aku terkejut melihat kehadiran bayangan seseorang. Mereka adalah Hoseok dan Jimin. Mereka melihatku sambil tersenyum lebar dan ceria.
"Hari ini sudah mulai libur,  kau akan langsung pergi?" tanya Hoseok. 
"Tentu" lalu aku mengatakan beberapa kalimat yang tidak penting. Aku memutar kepalaku ke belakang. Apa yang terjadi pada hari itu jelas merupakan kecelakaan. Itu tidak sengaja. Aku tidak tahu kalau Jungkook dan Yoongi ada di 'kelas kita' pada waktu itu. Kepala sekolah mencurigaiku,  ia pikir aku sedang berusaha melindungi mereka berdua. Ia bilang ia bisa melaporkan sikapku pada ayah karena sudah menjadi murid yang tidak penurut. 

Aku terpaksa mengatakan itu. Aku terpaksa menyebutkan tempat persembunyian mereka karena kupikir disana pasti kosong. Tapi pada akhirnya Yoongi dikeluarkan. Dan tidak ada satupun yang tau kalau aku terlibat. 
"Selamat liburan hyung,  aku akan menelponmu nanti" 
Mungkin Hoseok mengerti maksud dari ekspresiku,  dia melepas tangannya dari pundakku dan bahkan ucapannya seperti dipaksa. Aku tidak menjawab apa-apa untuk saat ini. Lagi pula tidak ada yang bisa aku lakukan. 
Ketika aku melewati gerbang sekolah, aku teringat ketika pertama kali aku masuk ke sekolah ini. Kami dihukum karena terlambat bersama. Saat itu kami masih bisa tertawa. Namun saat ini aku sudah menghancurkan momen-momen itu.


Hoseok 15 September 2020 (Her)
Ibu Jimin pergi ke ruang gawat darurat dan menghampirinya. Setelah memastikan bahwa sisi tempat tidurnya memiliki nama Jimin, dan aku menggunakan tanganku dan menyentuh dedaunan di bahu Jimin.
Apakah aku perlu menjelaskan mengapa Jimin dikirim ke ruang gawat darurat dan menceritakan kepadanya tentang proses penyakit Jimin di halte bus? Meski masih ragu-ragu aku masih melangkah mendekat. Jimin memperhatikanku sekarang, dia menatapku untuk sementara waktu. Aku tak tahu kenapa tapi aku merasa sedikit malu. Ibu Jimin mengucapkan 'terima kasih' dan berpaling.

Saat ibu Jimin menatapku lagi, saat itulah dokter dan perawat ingin menggeser tempat tidurnya. Aku ingin mengikutinya tapi Jimin mendorong bahuku dengan lembut setelah mengucapkan ' terima kasih'. Ibunya berkata 'dorong' tapi aku pikir lebih tepat untuk mengatakan bahwa dia mencoba memisahkanku dan Jimin. 
Tiba-tiba, ada garis tak terlihat antara aku dan ibu Jimin. Garis itu jelas, kuat & dingin. Sebuah garis yang tidak pernah bisa aku lewati. Aku sudah tinggal di panti asuhan selama 10 tahun, dan aku bisa mengatakan garis ditubuhku atau penglihatanku merasakan sekitar.

Aku panik, berjalan beberapa langkah dan tersandung. Ibu Jimin hanya melihatku terjatuh di lantai. Meski dia wanita cantik, tapi bayangan itu besar & dingin. Bayangan itu menutupi tubuhku.
Saat aku melihat sekitarnya, tempat tidur Jimin sudah keluar dari ruang gawat darurat dan tidak bisa dilihat. Setelah hari itu, Jimin tidak pernah datang ke sekolah. 

(Note : Kayaknya Jhope disini dipisahin sama ibunya Jimin dan Jimin ternyata sakit :') apa karna ibunya Jimin juga yg buat Jimin di MV Euphoria dia sendirian? Karna biasanya dia sama Hoseok kan sebelumnya? 😌 )


Jimin 28 September 2020 (Her)
Aku tidak bisa menghitung berapa hari sejak aku dirawat di rumah sakit. Ada beberapa hal yang ingin aku lakukan atau aku harap bisa lakukan saat aku dipulangkan. Melalui jendela, aku melihat pepohonan dan rerumputan yang jauh, memandangi orang-orang dengan segala jenis pakaian. Rasanya seperti waktu belum berlalu untuk waktu yang sangat lama. 
Setelah melewati itu,memerlukan waktu sebulan. Terkadang aku akan melihat orang-orang dengan seragam sekolah tapi bahkan itu pun tidak membuat ku merasa semangat.

Apakah karena obat itu akan membuat semuanya buram? Tapi hari ini adalah hari istimewa. Jika aku harus menulis buku harian, ini adalah hari yang perlu ditunda. Tapi aku tidak menulis buku harian lagi karena aku tidak ingin membuat masalah. Hari ini adalah pertama kalinya aku berbohong. aku menatap mata dokter dan bertindak kesakitan 'Aku tidak ingat apapun'

(Note : gw belum nangkep maksud Jimin, apa Jimin ini kecewa karena pernah ditinggal sama Hoseok? makanya pas dia sakit dijenguk sama Hoseok dia nolak :")



Jungkook, 30 September 2020  (Tear)



"Jeon Jungkook, kau tidak mungkin masih kesana kan?"
aku tidak menjawab pertanyaan itu. Aku hanya berdiri menatap sepatuku. Karena aku tidak menjawab, ia memukul kepalaku dengan berkas absen. Walaupun begitu aku tetap tidak membuka mulut. Ini ruang kelas yang biasa aku pakai dengan hyung. Semenjak aku mengikuti hyung dan menemukan ruang kelas ini, tidak pernah sekalipun aku absen mengunjungi ruang kelas ini.
Mungkin hyung tidak tahu. Terkadang mereka tidak datang karena mereka ada kegiatan lain atau sibuk dengan kerja part-time. Aku belum melihat Yoongi hyung dan Seokjin hyung selama beberapa hari disini. Tapi tidak denganku, aku datang setiap hari kesini.Terkadang aku sendiri, tapi tidak apa-apa. Kalau mereka tidak datang hari ini mungkin besok, kalau tidak besok mungkin lusa. Jadi aku tidak apa-apa.
"Kau hanya belajar hal-hal yang buruk dari mereka"
ia memukulku lagi. Aku mengangkat kepala dan menatapnya. Dia memukulku lagi. Bayangan Yoongi hyung yang memukulku tiba-tiba muncul. Aku menggertakkan gigi dan menahannya. Aku tidak ingin berbohong dan mengatakan bahwa aku tidak pernah ke kelas itu lagi.
Sekarang aku berdiri di depan kelas itu. Aku membayangkan hyung ada didalam kalau aku membuka pintunya. Sepertinya Taehyung hyung ada didalam sedang bermain game dan akan bertanya kenapa aku datang terlambat. Seokjin hyung dan Namjoon hyung pasti sedang membaca buku, Yoongi hyung pasti bermain piano, Hoseok hyung dan Jimin hyung sedang menari.

Namun ketika aku membuka pintu, hanya ada Hoseok hyung disana

Namun ketika aku membuka pintu, hanya ada Hoseok hyung disana. Dia sedang membereskan barang-barang yang tertinggal di kelas itu. Aku memegang kenop pintu dan hanya berdiri disana. Hyung mendekat dan merangkul bahuku. Ia membawaku keluar.
"Ayo pergi" pintu kelas ditutup.
Kemudian aku sadar-


Hari-hari indah itu telah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.

HOSEOK 25 FEBRUARI 2021(Her)
Aku tidak bisa berpaling dari cermin tempatku menari. Tempat itu ada dalam pikiranku meski aku tidak bisa menyentuh tanah. Aku bisa merasakan kebebasan dari pandangan dunia dan diriku sendiri. Aku mengayunkan tubuhku dengan musik dan meninggalkan jiwaku ke tubuhku. Selain itu, tidak ada yang penting.


Sepertinya sudah 12 tahun saat aku menari. Seperti performance, aku menarik semua perhatian teman sekolahku saat aku berdiri di atas panggung. Aku masih bisa mengingat dengan jelas tepuk tangan dan sorakan yang ku terima hari itu & juga bagaimana perasaanku bahwa aku telah mencapai diriku sendiri. Itulah saat dimana aku merasa bahwa menari bersama dengan musik itu menyenangkan.


Kebahagiaan itu, kebahagiaan itu bukan karena tepuk tangan penonton melainkan dari hatiku. Aku telah lama menemukan ini. Aku di luar cermin terbebani oleh banyak hal. Aku tak tahan ketika kakiku meninggalkan lantai selama beberapa detik, aku harus tersenyum bahkan ketika aku membencinya, bahkan saat aku sedang sedih. Dan pingsan di tempat yang tidak ku ketahui setelah makan obat yang tidak berguna. Jadi aku telah memutuskan untuk tidak meninggalkan mataku dari 'aku' yang ada di cermin saat aku menari. Aku dengan tenang menyambut saat ketika aku mencapai diriku sendiri, terbang setelah meninggalkan semua beban yang berat, percaya bahwa aku akan menjadi lebih bahagia. Aku ingin melihat saat itu sendiri.
(Note : ini setahun setelah Jimin sama Hoseok pisah, Hoseok minum obat-obatan kayak obat penenang diri gitu )

Namjoon, 17 November 2021(Tear)
Orang-orang sedang menunggu bus sambil menggosokkan tangan mereka karena cuaca yang dingin. Aku menunduk melihat tanah sambil memegang tali tas ku. Aku mencoba untuk tidak bertatap mata pada siapapun. Ini dipinggir desa dimana hanya ada dua bus yang berhenti setiap hari. Dari kejauhan, aku melihat bus yang mulai mendekat.
Aku menghalangi pintu masuk dan membelakangi semua orang, ketika aku menoleh ke belakang. Ketika aku menginginkan sesuatu, ketika aku tidak menggenggam apapun, ketika aku hanya bisa melarikan diri- ada kondisi tertentu pada diriku. Aku tidak menoleh kebelakang. Jika aku melihat ke belakang, usaha yang sudah ku lakukan sampai saat ini akan semakin kecil. Melihat kebelakang itu sama saja seperti mencurigai, ada pengikatan, dan sedikit rasa takut. Jika aku sudah bisa mengatasi hal-hal itu, aku akan melarikan diri.
Bus mulai bergerak. Aku tidak punya rencana, aku tidak menginginkan apapun, tidak menggenggam apapun dan tidak punya alasan untuk kabur.
Wajah lelah ibuku. Saudaraku yang jauh. Penyakit yang diderita ayahku. Dimulai dari keadaan kami yang semakin sulit setiap harinya. Dari keluarga ku, yang memaksa berkorban dan dari diriku yang berpura-pura tidak tahu apapun dan mencoba menahan diri, menyesuaikan diri. Dan semuanya mencoba untuk menjauh dari kesengsaraan.
Jika ada yang bertanya apakah miskin itu kejahatan, semua orang pasti menjawab tidak. Tapi bukankah itu memang kenyataan nya? Kemiskinan menggerogoti banyak hal. Sesuatu yang berharga menjadi tidak berarti. Kau menyerah pada sesuatu yang sangat kau impikan. Mulai tumbuh rasa curiga, takut dan pasrah.
Bus ini akan berhenti dalam beberapa jam. Ketika aku meninggalkan tempat itu setahun lalu, aku tidak meninggalkan pesan apapun. Dan sekarang aku kembali lagi tanpa tanda-tanda dan kabar.
Aku mencoba mengingat wajah teman-teman ku. Aku memutus kontak dengan mereka. Apa yang mereka lakukan sekarang? Apa mereka akan senang bertemu denganku lagi? Bisakah kita berkumpul dan tertawa bersama seperti dulu lagi? Pemandangan pohon berlalu di jendela dan aku tidak bisa melihat yang lain. Diatas pohon itu, aku perlahan menulis sesuatu dijendela dengan jariku. 'Kau harus bertahan'

Hoseok, 22 Maret 2022 (Answer)
Aku suka berada diantara orang-orang. Ketika aku meninggalkan panti asuhan, aku mendapat pekerjaan paruh waktu disebuah restoran cepat saji, dimana aku harus berinteraksi dengan orang-orang, selalu tertawa, selalu ceria. Aku menyukai pekerjaan itu, sejujurnya dalam hidupku hanya ada sedikit alasan untuk tertawa atau ceria. Jelas aku telah melihat banyak orang jahat daripada yang baik. Itu mungkin alasan mengapa aku sangat menyukai pekerjaan ini.
Jika aku tersenyum ceria, berbicara keras, dan bereaksi dengan orang bahkan secara terpaksa, aku akhirnya bisa menipu diri sendiri untuk percaya bahwa aku benar-benar seperti itu. Suasana hatiku membaik ketika aku tertawa keras, dan ketika aku memperlakukan orang dengan baik maka aku menjadi orang yang baik.
Ada hari-hari yang sulit juga, saat aku membersihkan toko dan pulang kerumah, bahkan mengambil satu langkah pun sangat sulit. Ada hari-hari yang diisi dengan pelanggan yang rewel.  Namun meski begitu, lebih mudah untuk menahan hal-hal itu ketika punya teman dibandingkan dengan sekarang.
Terkadang aku memikirkan teman-teman ku ketika toko penuh dengan pelanggan. Seokjin Hyung, yang pindah sekolah tanpa sepatah kata apapun. Namjoon yang hilang pada suatu pagi. Yoongi hyung yang tidak pernah menerima telepon lagi setelah diusir. Taehyung yang keberadaannya tidak kami ketahui, apakah ia mendapat masalah atau tidak. Dan Jimin yang tidak pernah kembali lagi kesekolah setelah aku melihatnya terakhir kali di ruang gawat darurat. Aku telah melihat Jungkook disekolahnya beberapa kali melalui jendela, tapi untuk beberapa alasan ia tidak pernah mengunjungi toko ini lagi.
Aku bertanya-tanya apakah waktu sudah berlalu sekarang. Saat mendengar suara pelanggan yang masuk, aku memberi salam dengan nyaring. Kemudian dengan senyum yang ceria dan sehat aku melihat kearah pintu.
 Taehyung, 29 Maret 2022 (Answer)

Pemilik stasiun gas meludah sebelum dia pergi.aku berbaring ditanah diposisi yang sama saat aku meringkukkan badan. Aku tadi sedang membuat grafitti di dinding belakang stasiun gas, hanya untuk tertangkap dan pemiliknya memukulku sambil bertanya apa yang membuatku berpikir untuk melakukan itu, melukis di dinding orang lain. Aku memutar diatas tanah. Dipukul adalah sesuatu yang sudah biasa namun juga tidak biasa bagi diriku.
Aku mulai melakukan grafitti sejak dulu.aku mengambil botol spray yang sudah dibuang dan mencoba melukis di dinding. Kuingat catnya berwarna kuning. Aku menyemprotkannya dan melihat ke dinding. Aku menatap tinta kuning terang di dinding abu-abu, lalu mengambil kaleng pewarna lainnya. Untuk waktu yang lama aku menyemprot tanpa berpikir di dinding, baru saat kaleng-kalengnya kosong tanganku terhenti. Aku membuang kaleng-kaleng tersebut dan mundur. Nafasku keluar seakan-akan aku baru berlari secepat yang aku bisa.
Aku tidak tau apa makna warna yang ada di dinding. Aku tidak tau apa yang telah aku lakukan dan kenapa aku melakukannya. Tapi aku telah melakukannya juga. Dan aku bisa mengira warna ini mengekspresikan perasaanku. Aku telah mencurahkan hatiku ke dinding itu. Awalnya aku berpikir ini jelek. Aku pikir itu kotor. Itu bodoh, tidak berguna dan memprihatinkan. Aku tidak menyukainya. Aku mengusap tinta yang masih belum kering dengan tanganku. Aku ingiin mnghapus semuanya. Tapi bukannya terhapus, aku malah melumuri dan membuat warnanya tercampur dan membuat bentuk yang berbeda. Masalahnya bukan apakah aku menyukainya atau tidak. Masalahnya bukan apakah itu cantik atau tidak. Masalahnya adalah aku.
Saat aku berdiri,aku terbatuk. Aku meludahkan darah ke tanganku. Saat itu aku melihat tangan seseorang mengambil kaleng penyemprotnya, aku mengangkat kepala sampai aku melihat sebuah wajah. Wajah Namjoon hyung. Aku tertawa. Aku kira aku baru melihat hantu. Hyung menjulurkan tangannya. Aku hanya menatapnya, lalu dia mengambil tanganku dan menarikku. Tangannya hangat.

YOONGI  7 APRIL 2022 (Her)
  • Aku menghentikan langkahku setelah mendengar suara piano yang tidak terampil. Di area konstruksi ini, seseorang menyalakan tangki minyak dan aku bisa mendengar suara 'tak' dari api. Meskipun aku tahu bagian yang sedang dimainkan adalah bagian yang kumainkan sebelumnya tapi apa ini, pikirku. Aku mulai goyah saat aku sedikit mabuk. Hal-hal muncul dalam pikiranku saat aku memejamkan mata. Setelah nyala api suara piano di antara panas, udara malam, keadaan mabuk menjadi semakin kabur. .

    Tiba-tiba aku mendengar siulan, beberapa mobil melewatiku dengan sangat cepat. Lampu depan bersinar dan angin sepoi-sepoi yang terhempas saat mobil lewat di depanku, keadaan mabukku membuat tubuhku bergetar di antara kekacauan ini. Aku bisa mendengar suara pengemudi yang marah. Aku berhenti dan ingin marah kembali tapi tiba-tiba aku memperhatikan bahwa suara piano yang kudengar sebelumnya telah hilang. Di antara nyala api, angin & suara mobil, aku tidak bisa mendengar suara piano. Sepertinya sudah berhenti. Mengapa berhenti? Dan siapa yang berhenti. Mengapa berhenti? Dan siapa yang memainkan piano? .

    Dengan suara 'tak', nyala api menghilang ke dalam kegelapan. Aku menatap kosong ke tempat kejadian. Panas menimpa wajahku. Aku mendengar suara 'Kuang', aku menggunakan genggaman untuk memukul piano. Aku melihat ke belakang refleksi diriku. Pada saat itu, rasanya darahku berhenti mengalir & aku tidak bisa bernafas dengan baik. Rasanya seperti suara yang kudengar saat aku mengalami mimpi buruk (saat masih muda). 

    Berikutnya, aku berlari. Bukan pikiranku tapi tubuhku. Aku berlari ke toko alat musik. Aku tidak tahu kenapa tapi rasanya seperti saat ini diulang berkali-kali. Rasanya aku melupakan sesuatu yang harus kulakukan. 

    Di toko alat yang jendelanya pecah, siapa yang duduk di depan piano. Meski sudah beberapa tahun, tapi aku tetap menangis dan mengepalkan tinju kapanpun memikirkannya. Aku tidak ingin ada hubungan dengan siapapun tentang semua itu tapi mengapa rasanya saat ini diulang berkali-kali. Rasanya ada sesuatu yang terlupa dan harus kulakukan.
  • Aku tidak ingin berhubungan dengan siapa pun. Aku tidak ingin menghibur kesepian seseorang, tidak ingin menjadi orang yang berarti bagi siapa saja. Karena aku sudah tidak memiliki kepercayaan diri untuk melindungi kepercayaan orang tersebut, tidak memiliki kepercayaan diri untuk tetap tinggal dengannya (ibunya?) sampai akhir. Karena aku tidak ingin menyakiti siapa pun atau tidak ingin ada yang terluka. 
    Aku perlahan-lahan menggerakkan langkahku. Aku ingin berbalik dan pergi tapi tanpa sadar aku bergerak mendekat untuk melihat orang yang memainkan lagu yang salah itu. Namun, Jungkook mengangkat kepalanya dan menatapku, 'hyung'. Itulah pertama kalinya kami bertemu setelah dikeluarkan dari sekolah.
  • (Note: setelah 2 tahun mereka gak ketemu akhirnya ketemu juga, tapi di toko alat musik, kalian bisa liat di MV First Love nya Suga,jadii apakah kalian berpikir sama denganku? bahwa Jungkook lah yang bersiul di MV First Love?)

Namjoon, 11 April 2022 (Her)
Aku mengeluarkan kemeja yang baru saja aku kenakan dan meletakkannya di punggung Taehyung dan menepuknya. Ini adalah kemeja yang memiliki cetakan yang sama seperti yang aku kenakan sekarang. Taehyung tertawa canggung saat melepas bajunya yang robek. Dari sudut di mana sinar matahari masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat bekas darah dan bekas luka di punggungnya. Hoseok melihat kearahku tercengang saat Taehyung memakai kaosku dan menatap dirinya dengan cermin tua yang patah, lalu dia menyeringai.
''Bocah ini, aku menyelamatkannya walaupun terlambat setelah dia mencoret dan membuat grafiti, dia lari lalu tertangkap oleh polisi"
Aku menepuk Taehyung dan menjelaskan untuknya. Taehyung membesar-besarkan masalah itu dan pura-pura minta maaf padaku. Yoongi hyung yang sedang duduk di salah satu sudut kendaraan perlahan maju dan menepuk bahu Taehyung.
(Note : Taehyung ini nyoret2 dijalanan terus ketangkep polisi, tapi diselametin sama Namjoon. Mungkin Taehyung ini kabur karena sama ayahnya disiksa terus, di kasarin terus. makanya dia ngerasa frustasi , inget di mv Stigma nya Taehyung kan? Taehyung disitu bener2 kyk frustasi banget mukanya :")
Yoongi , 11 April 2022 (Answer)
Aku terus berjalan, sadar akan keberadaan Jungkook dari kejauhan. Ketika rek kereta melebar, kontainer terus bermunculan. Ini kontainer keempat dari belakang. Hoseok mengatakan dia memiliki rencana untuk bertemu dengan Namjoon dan Taehyung,dan telah mengatakan padaku untuk datang juga. Aku berkata aku akan melakukannya, tetapi aku tidak benar-benar memiliki rencana untuk pergi.
Aku benci terjerat dengan orang lain, dan Hoseok tau itu. Dia mungkin tidak benar-benar mengharapkan aku muncul. Ketika aku membuka pintu, aku melihat Hoseok dengan ekspresi kaget, kemudian dia melihat Jungkook dan mendekat dengan ekspresi campur aduk yang berlebihan.
"sudah berapa lama?" aku bisa mendengar suara-suara Hoseok mencoba menarik Jungkook dan Jungkook menjadi malu.
Segera Namjoon membawa Taehyung masuk. Satu sisi kaos Taehyung robek, ketika ditanya apa yang terjadi, Namjoon pura-pura memukul Taehyung dengan jarinya "anak ini terlambat karena dia tertangkap oleh polisi melakukan grafitti dan aku harus menjemputnya." Taehyung membuat wajah meminta maaf berlebihan dan menjelaskan terlalu banyak. Aku duduk disudut dan memperhatikan mereka. Namjoon memberi Taehyung sebuah kaos ganti dan Hoseok mengeluarkan hamburger dan minuman sejenisnya.
Ditengah-tengah ini Jungkook berdiri dengan canggung seolah-olah dia tidak tau kemana harus pergi atau apa yang harus dilihatnya,itu seperti saat seolah menengah.  Diruang persembunyian, Namjoon akan mendengarkan Taehyung bicara, Hoseok akan bergerak dengan berisik sementara Jungkook melayang, tidak yakin kemana harus pergi.
Sudah berapa lama sejak kita bertemu seperti ini? Aku tidak ingat. Apa yang terjadi pada Seokjin hyung dan Jimin? Sebuah pemikiran terlintas dalam pikiranku yang tidak seperti diriku ini adalah tempat yang aku datangi untuk pertama kalinya, tapi hatiku sudah tenang.
(Note: Kalian yang udah baca berurutan dari atas pasti gak asing sama  beberapa kalimat di note ini, yap!! Note ini sama kyk note nya Namjoon ditanggal yang sama 11 April 2022, bedanya.. ini dari sudut pandangnya Suga makanya kejadiannya hampir sama)
JUNGKOOK 11 APRIL 2022 (Her)
Pada akhirnya, ternyata seperti yang kuinginkan. Beberapa preman yang ku temui di jalanan dengan sengaja menabrakku dan memukulku dengan keras. Mereka menatapku yang tertawa saat tertabrak, dan bertanya apakah aku gila, dan memukulku lebih keras lagi. Sambil bersandar ke pintu yang bisa dibuka, aku melihat rumput yang berdiri seperti ku jatuh setelah tertiup angin. Persis sepertiku. Aku ingin menangis dan tersenyum lagi.

Ketika aku memejamkan mata, aku melihat ayah tiriku batuk, dan saudara tiriku tertawa di sampingnya. Kerabat ayah tiriku mencari tempat lain dan mengatakan hal-hal yang tidak berarti. Seolah aku tak ada di sana, seolah-olah keberadaanku bukan apa-apa. Di depan mereka, ibuku hanya bisa mendengarkan dan melakukan hal yang sesuai. Debu dari lantai membuatku bersin, terasa menyakitkan seolah dadaku tertusuk pisau. 

Aku memanjat atap tempat konstruksi. Kota ini penuh dengan kegelapan. Aku naik ke luar pagar dan berdiri dengan tangan terbuka lebar. Pada saat kakiku bergetar dan aku hampir kehilangan keseimbangan. Jika aku mengambil satu langkah lagi, apalah aku akan mati dengan benar? Aku pikir ya. Jika aku mati, maka biarkan semua ini berakhir. Tidak ada yang akan sedih meski mereka tidak memilikiku.
(Note : jangan mati Kook :(( masa abis ketemu Yoongi kamu mau mati? :( kenapa aku jadi inget di Euphoria? disini Jungkook manjat atap konstruksi juga kan dan didepannya ada kota. 'Aku ingin menangis dan tersenyum lagi' ini persis banget kyk scene di Euphoria :"( )

Jungkook, 11 April 2022 (Answer)
Aku berjalan diatas susunan atap. Bangunan ini terlantarkan ditengah-tengah pembangunannya. Saat aku menjulurkan satu kaki ke udara, kegelapan berbuih dari bawah kakiku. Kota pada malam hari terhampar dibawahnya. Lampu-lampu tanda dan bunti klakson mobil, debu yang berterbangan ditengah kegelapan. Sejenak aku merasa pusing. Aku mengembangkan tanganku untuk mengumpulkan keberanian dan keseimbangan. Saat itu aku berpikir, ini hanya satu langkah, jika aku mengambil selangkah lagi kedepan,semua akan berakhir.
Aku mendorong diriku sedikit lagi kearah kegelapan. Kegelapan yang tadinya ada diujung kakiku mulai naik seakan-akan ingin melahap seluruh tubuhku. Saat aku menutup mataku, kota yang membuatku pusing, suara-suaranya dan rasa ketakutan itu hilang. Napasku terhenti. Aku sedikit lebih maju. Aku tidak berpikir apapun. Tidak ada yang datang dibayanganku. Aku tidak akan mengingat apapun. Ini adalah akhir.
Saat itu teleponku berbunyi. Kesadaranku kembali seakan aku baru bangun dari mimpi yang terasa jauh. Perasaanku yang saat itu menumpul kembali dengan cepatnya. Aku menarik keluar telepon genggamku. Yoongi hyung.
Seokjin, 11 April 2022 (answer) 
Ketika kubuka mataku, hari ini 11 April lagi. Cahaya matahari masuk melalui tirai yang terbuka. Ketika aku bangun, kepalaku rasanya pusing dan aku menutup mataku. Sekeliling ku berubah menjadi bayang-bayang kemerahan dan aku nelihat kedatangan Taehyung.
Ia berdiri diatas platform pengamatan dipantai. Itu terjadi pada 22 Mei. Itu adalah masa lalu dan masa depan. Sesuatu yang sudah terjadi dan sesuatu yang masih terjadi. Pada saat itu kupikir semuanya telah selesai.
Aku lihat Taehyung menaiki platform saat matahari mulai tenggelam. Langitnya masih biru, tapi sudah mulai tersentuh oleh cahaya merah tua.
Ketika aku mengangkat kepalaku, kulihat Taehyung memanjat. Saat ia sampai diatas, ia melihat kami dibawah sesaat. Kemudian ia melompat. Melompat seperti burung. Ia seperti memiliki sayap.
Kemudian ia terlihat seperti berhenti sesaat diudara dan suasananya datang padaku seperti pecahan kaca. Seperti angin dingin yang masuk melalui jendela. Saat aku membuka mata, itu hari ini. 11 April.
SEOKJIN, 11 APRIL 2022(Her)
Aku datang ke laut sendirian. Melalui kamera, lautan sangat biru dan sepertinya merangkul. Sama dengan sinar matahari yang tercermin di laut, angin yang meniup pohon dan sama seperti sebelumnya. Jika ada yang berubah, itu adalah aku. Saat menekan tombol rana, tiba-tiba aku teringat saat itu 2 tahun dan 10 bulan yang lalu, tapi saat itu menghilang dengan cepat. Kami duduk di sepanjang laut bersama, meski kami lelah & kesal tapi setidaknya kami bersama.
(Note : 2 tahun 10 bulan itu catatan Seokjin 2 Maret 2019 )

SEOKJIN, 11 APRIL 2022 (Tear)
Suara lengkingan rem mobil, mobil nyaris tidak berhenti. Aku tenggelam dalam pikiranku sampai tidak tau bahwa lampu telah berganti. Murid dengan seragam yang familiar menyebrangi jalan sambil menatapku lewat jendela. Beberapa orang mengomel. Aku tersenyum paksa dan menundukkan kepalaku.
Aku tau apa yang harus kulakukan, tapi aku takut. Bisakah aku mengakhiri semua penderitaan dan rasa sakit ini? Bukankah jika mengulangi kesalahan yang sama berarti tidak akan berhasil? Bukankah ini tandanya aku harus menyerah? Apa kebahagiaan menjadi tak lebih dari harapan tak berarti bagi kita? Berbagai pikiran terlintas dipikiranku.
Ada akhirnya aku mendekati persimpangan stasiun gas. Dari jauh aku bisa melihat Namjoon sedang mengisi mobil. Aku mengambil napas dalam-dalam dan menghembus pelan. Aku mencoba mengingat wajah mereka,  Yoongi, Hoseok,  Jimin, Taehyung, jungkook.

Lalu aku mengubah jalur ke arah stasiun gas.  Aku tak akan menyerah. Bahkan jika satu persenpun kesempatan, aku tak akan menyerah. Lewat jendela aku bisa melihat Namjoon mendekat.

Namjoon, 11 April 2022 (Answer)
Aku selesai dengan bensinnya dan masuk. Tapi, sesuatu menyentuh wajahku dan jatuh. Terkejut, aku mengambil langkah mundur dan melihat kebawah. Gumpalan struk pembayaran tergeletak di kakiku. Dengan reflek aku membungkuk dan mengambilnya. Orang-orang yang ada di mobil meledakkan tawa mereka. Aku terhenti sesaat. Seokjin hyung melihat dari jauh. Aku tak bisa mengangkat kepalaku.
Apa yang kau lakukan jika kau membuat kontak mata dengan seseorang yang menaiki mobil mahal, diremehkan dan diejek orang lain? Kau harus menghadapi mereka. Jika kau berpikir apa yang mereka lakukan itu tidak adil, kau harus mnghadapi mereka. Bukan masalah keberanian, harga diri atau kesetaraan. Itu adalah sesuatu yang harus kau lakukan.
Tapi ini adalah stasiun gas dan aku adalah salah satu pekerja paruh waktu. Jika pelanggan melempar sampah, aku harus membersihkannya. Jika mereka melempar struk pembayaran ke tanah, aku harus mengambilnya. Tubuhku bergetar merasa terhina. Aku mengepalkan tinjuku sampai kuku jariku sedikit mengoyak kulitku.
Pada saat itu, tangan seseorang mengambil struk pembayaran. Orang-orang di mobil menggerutu seakan hiburan mereka sudah berakhir dan meninggalkan stasiun. Bahkan setelah mereka pergi, aku tak bisa mengangkat kepalaku. Aku kurang percaya diri untuk menatap mata Seokjin hyung.    


Ini bukan seperti Seokjin hyung tidak tau tentang kepengecuanku, kemiskinanku dan keadaanku. Tapi walaupun begiitu, aku tak mau memperlihatkan padanya dengan jelas. Seokjin hyung berdiri diujung pandanganku dan tidak bergerak. Ia tidak mendekatiku dan tidak bicara.
JUNGKOOK, 2 Mei 2022 (Tear)
Ketika aku mengangkat kepalaku, aku berada di depan kontainer Namjoon hyung. Aku membuka pintunya dan masuk. Aku mengumpulkan pakaian-pakaian yang berserakan. Aku menutupi diriku dengan mereka dan berjongkok. Rasa dingin hinggap diriku. Seluruh tubuhku bergetar ingin menangis. Tapi tak ada airmata yang keluar.
Ketika aku masuk, Yoongi hyung berdiri diatas kasur. Api menyala ditepi kasur. Pada saat itu seluruh tubuhku terjerat amarah dan rasa takut yang tak bisa kutahan. Aku bukan seseorang yang bisa berbicara dengan baik. Aku lambat dalam mengekspresikan perasaanku atau hal apapun. Airmata ku menggenang, aku terbatuk dan tak ada kata-kata yang keluar. Saat aku lari ke kobaran apu itu,  kata-kata yang bisa ku keluarkan hanya ,
"Kita berjanji  akan pergi kepantai bersama"
"Kenapa kau seperti itu? Kau  bermimpi buruk?" aku membuka mataku saat hyung mengguncang bahuku. itu Namjoon  hyung.


Untuk beberapa alasan aku merasa lega     

Untuk beberapa alasan aku merasa lega. Hyung memegang dahiku dan berkata bahwa aku demam. Sepertinya hyung benar, bagian dalam mulutku terasa panas tapi aku kedinginan. Kepalaku berdenyut nyeri dan tenggorokan ku sakit. Aku kesulitan meminum obat yang hyung bawa.
"Tidurlah lagi,  kita akan bicara lagi nanti"  kata hyung. Aku hanya mengangguk kemudian aku berkata,"Bisakah aku menjadi dewasa sepertimu hyung?" Namjoon hyung melihat kebelakang.

Namjoon, 28 April 2022 (Answer)
Aku tau ada yang terjadi dengan Taehyung dalam waktu yang lama. Bahkan jika dia berpura-pura tidak ada yang salah, tindakan atau ekspresi sesaatnya melepaskan kecemasannya dan fakta bahwa dia tidak tau apa yang harus ia lakukan, dia sering keluar masuk kantor polisi dan aku juga melihat luka ditubuhnya. Dia bermimpi buruk.
Alasanku tidak pernah mendorong,menanyakan apa yang salah atau mengatakan kepadanya untuk melepaskan semuanya adalah bahwa aku menunggu Taehyung untuk mengatakannya sendiri. Itu juga karena aku ragu bahwa aku punya hak untuk mendengar tentang kekhawatiran itu. Aku berpura-pura menjadi hyung, menjadi dewasa, tapi sebenarnya ketika teman-teman ku kesulitan aku tidak bisa melindungi mereka.
Mereka semua memujiku karena aku begitu dewasa. Tapi sebenarnya aku bukan orang dewasa. Aku hanya ragu tidak dapat melihat secara langsung kenyataan yang ada didepan mata.
Yoongi hyung meninggal. Taehyung mengalami mimpi buruk itu lagi hari ini. Aku meraih bahunya dan mengguncangnya. Dia kaget , terjaga dan menghabiskan waktu untuk duduk dan menatap ruangan. Dia tidak menyeka airmatanya dan bergumam dengan tidak jelas. Dia bilang Yoongi hyung meninggal dan Jungkook mengalami kecelakaan dan aku terjebak dalam perkelahian. Dia mengatakan bahwa dia sering bermimpi seperti itu. Itu terlihat sangat jelas seolah nyata dan merasa bahwa saat ini adalah bagian dalam mimpi.
"Hyung, jangan kemana-mana"
Suara Taehyung bergetar dengan cemas.
Yoongi, 2 Mei 2022 (Answer)
Lembaran itu ditelan api dengan sangat cepat. Dengan panas yang tak tertahankan, semua hal yang kotor kehilangan identitasnya. Aku tidak bisa lagi mencium bau masam dari jamur atau kelembaban yang misterius atau melihat cahaya yang lembab.
Itu semua pergi daripada penderitaan. Penderitaan fisik dari panas . Kulit dijariku terasa sangat panas hingga melepuh. Pada saat itu, wajah tanpa ekspresi ayahku dan suara musik itu pergi.
Ayahku dan aku sangat berbeda. Ayahku tidak mengerti aku dan aku tak mengerti ayahku. Bisakah aku meyakinkannya jika aku mencoba?  Mungkin tidak. Yang bisa kulakukan hanyalah sembunyi, membantah dan lari darinya.
Terkadang sebuah pikiran terlintas dipikiranku, bahwa bukan ayahku alasan dari inginnya aku membebaskan diri. Kemudian rasa takut seperti berada dijurang datang padaku. Lalu apa yang kulakukan untuk bebas?  Semuanya terasa mustahil.
Sepertinya aku mendengar suara seseorang memanggil tapi aku tak mengangkat kepalaku. Entah itu karena panas atau karena rasa sakit aku tidak bisa bernapas. Aku tak memiliki kekuatan untuk bergerak. Walaupun begitu, aku tahu. Itu Jungkook.
Dia pasti marah. Mungkin ia sedih untukku. Aku hanya ingin tenggelam. Mengakhiri semua asap dan panas ini, semua rasa takut dan rasa sakit. Jungkook meneriakkan sesuatu, tapi aku tidak dengar.
(ohh sialan, ini scene pasti pas Jungkook nyelametin Suga dari kobaran api 😟)
Pandanganku mengabur, terakhir aku membuka mata, pemandangan yang kulihat didunia adalah sampah, remot ruangan,  kepulan asap, kobaran api dan wajah Jungkook.

Taehyung, 2 Mei 2022 (Answer)
"Hyung, ini sudah semuanya? Kau tidak punya sesuatu yang kau sembunyikan dari kami lagi kan?"
sekeliling kami mendadak terdiam. Pandangan meeka berbalik terhadapku. Aku menatap lurus ke Seokjin hyung dan hyung membalas tatapanku. Pandangannya penuh dengan kekalahan dan rasa malu, serta sedikit rasa prihatin. Saat aku ingin menekan masalahnya lagi, seseorang menggenggam tanganku dan menghentikanku. Aku tidak melihatnya, tapi aku tahu itu tangan Namjoon hyung.
"Apa masalahnya denganmu? Kau bukan saudara asliku"
aku bisa merasakan Namjoon hyung sedang menatapku. Aku tidak mengangkat kepalaku dan melepaskan tangannya. Aku juga tau itu, bahwa aku marah terhadap namjoon hyung tanpa alasan yang berarti. Mengingat kembali kata-kata hyung tidak salah. Aku memang lebih muda setahun darinya. Aku bukan saudara kandungnya. Itu benar aku harus mengurus diriku sendiri. Walaupun begitu, aku kecewa. Aku bahkan lebih marah saat aku tidak punya kata-kata untuk menyangkalnya. Aku hanya berharap hyung bisa mengerti apa yang kurasakan.
"Taehyung-ah , aku minta maaf. Berhentilah membicarakan hal ini"
Seokjin hyung membuka mulutnya. Seokjin hyunglah yang memanggil namaku, berkata bahwa dia minta maaf. Namjoon hyung tidak mengatakan apapun.
"Apa maksudmu berhenti? Karena sudah muncul, bicarakan saja semuanya sekalian. Kau masih memiliki sesuatu yang kau sembunyikan."
"ayo bicara diluar" Namjoon hyung berbicara, meraih lenganku lagi. Aku mencoba melepaskannya lagi tapi dia malah mencoba menarikku keluar.
Aku menolak dan berbicara "Lepaskan aku. Apa hak yang kau punya untuk menghentikanku? Apa yang kau ketahui, hyung? Kau tidak tau apapun selain berpikir dia orang yang baik kan?" saat itu dia melepaskan tanganku.
Hal ini menyebabkan aku tersandung. Tidak, sebenarnya saat di melepaskan tanganku, seakan hal-hal yang telah menopangku selama ini retak, berpencar dan hancur. Mungkin tadinya aku berharap dia tidak akan melepaskan tanganku. Bahwa dia akan marah dan menarikku keluar. Mungkin tadinya aku berharap dia akan memarahiku habis-habisan seakan dia kakak kandungku, seakan dia seseorang yang sangat dekat dan berharga yang tidak bisa kau biarkan.
Tapi hyung melepas tanganku dan aku hanya bisa tertawa. "Apa yang sangat spesial saat kita bersama? Apa maksud keberadaan kita bagi yang lain. Kita semua sendirian sendirian" saat itu juga Seokjin hyung memukulku.
---------------------------------------------------    
Hoseok, 12 Mei 2022 (answer)
Aku membuka pintu darurat dan berlari menuruni tangga. Jantungku berdebar keras seperti akan meledak. Wajah yang kulihat sekilas dikoridor rumah sakit itu jelas ibuku.
Saat aku melihat kebelakang, liftnya terbuka dan orang-orang keluar. Aku terdorong pasrah oleh orang-orang dan aku melihat wujud ibuku pergi melalui pintu darurat. Dengan perasaan cemas aku menuruni tangga dua kali. Tanpa istirahat, aku berlari menuruni beberapa tangga.
"Ibu!" Ibuku berhenti. Aku mengambil beberapa langkah kedepan. Ibuku berbalik. Aku turun beberapa anak tangga lagi. Wajah ibuku terlihat. Pada saat itulah, tumit kakiku terpeleset diujung tangga daan pusat gravitasiku bergerak maju.
Aku menutup mataku dan kupikir aku akan terjatuh mengenai wajah. Seseorang menggenggam tanganku. Terimakasih untuk itu, aku sedikit bisa mendapat kembali keseimbanganku. Ketika aku melihat kebelakang, aku lihat Jimin dengan ekspresi terkejut. Sebelum aku berterimakasih aku membalik kepalaku lagi.
Ada seorang wanita disana. Ia terlihat terkejut. Disampingnya ada anak kecil, menatap kearahku sambil mengedipkan mata besarnya. Dia bukan ibuku. Aku berdiri diatas tangga, menatap kosong pada wanita itu.
Aku tidak ingat apa yang kukatakan untuk keluardari situasi itu. Aku juga tidak bertanya bagaimana Jimin muncul ditempat itu. Pikiranku terlalu kacau untuk memperhatikan detailnya.
Wanita itu bukan ibuku. Seharusnya aku tau wujud itu dari awal. Sudah lebih dari 10 tahun sejak ia meninggalkan sendirian di taman hiburan. Ibuku pasti sudah tua sekarang dan berbeda dari yang aku ingat. Walaupun aku bertemu dengannya, mungkin aku tak akan mengenalinya. Tidak, sekarang aku tak terlalu ingat bagaimana wajahnya.
Kulihat kebelakang, Jimin mengikutiku dalam diam. Saat disekolah, setelah kami terpisah diruang darurat, Jimin bilang dia tinggal dirumah sakit ini.
Aku pikir caranya melihat terlihat seperti ia tak tau apa yang harus dilakukan saat ditanya apakah ia mau pergi dari sini. Bukankah itu artinya Jimin juga terperangkap sepertiku? Tidak bisa lepas dari ingatan yang mengingkat kami? Aku mengambil langkah kearahnya.
"Jimin, ayo keluar dari sini"
Jimin, 15 Mei 2022 (answer)
Saat aku membuka mata, Hoseok hyung sedang berdiri. Langit-langit yang terasa familiar menatapku dalam kegelapan yang tidak asing. Terkejut, aku mencoba untuk bangkit. Tapi dia meletakkan jari dibibirnya, yang lain sedang tertidur dan sekitarku sangat tenang. Hyung segera menyodoriku sebuah kaos dan menunjuk pintu dengan dagunya.
"Semuanya sedang bersama" dia berkata bahwa Namjoon hyung sedang berjaga-jaga dan Yoongi hyung sedang menahan suster. Jungkook dan Taehyung akan mengikuti di lift. Awalnya aku tidak mengerti apa yang dia katakan. Hyung lantas menjulurkan tangannya ke arahku yang masih dalam kebingungan.
Hari dimana aku meninggalkan rumah sakit. Aku sering memimpikan hari itu. Aku ingin meninggalkan rumah sakit dan bertemu teman-temanku. Menghabiskan waktu dengan mereka, tertawa dan berbincang seperti dulu kami bisa melakukannya. Tapi sekarang aku tidak tau. Apakah ini ide yang bagus untuk pergi? Orang tuaku menyembuyikanku ditempat ini dan memperlakukanku seperti aku tidak pernah ada. Orang-orang berbisik kalau aku terkena penyakit mental. Aku tidak tau jika Hoseok hyung berpikir hal yang sama. Mungkin dia berpikir aku aneh. Waktu yang kami habiskan terasa tidak menyenangkan.
"ayolaaah, kita tidak punya waktu" mungkin karena dorongan hyung, aku merasa suara detikan waktu yang berdetik cepat dengan anehnya. Klik. Klik. Suara langkah seperti halusinasi pendengaran, mendekat dan terus mendekat ke ruangan. Hyung dan aku berbalik secara bersamaan menatap pintu, lalu kami menatap satu sama lain. Tangan hyung masih didepanku.
Jimin, 16 Mei 2022 (Answer)
Rumah Hoseok hyung adalah rumah dengan atap kecil yang berada diujung jalan berbelok dan sempit, yang akan kau lihat setelah melewati jalan yang lebih besar adalah rumah Hyung. Saat aku masuk ke dalam rumahnya, yang hanya memiliki satu ruangan, hyung memamerkan kalau tempat ini adalah lantai tertinggi, dimana semua tempat dimana kami selama ini tumbuh bisa terlihat, terhampar dibawah kaki kami. Seperti yang hyung jelaskan, semua jenis tempat terlihat jelas seperti ruang atap. Stasiun kereta api terdekat kelihatan. Dan bersamaan terlihatnya jalur kereta, kontainer-kontainernya juga terlihat. Namjoon hyung tinggal disalah satu kontainer itu. Dan jika aku menggerakkan pandanganku sedikit lagi, sekolah kami akan terlihat.
Setelah menemukan sekolah, aku mengangkat kepala dan menatap sisi lain kota. Dikaki gunung ada sebuah apartemen besar. Disana adalah apartemenku, tidak, rumah orangtuaku. Aku kabur dari rumah sakit tanpa pemberitahuan. Orang tuaku pasti sudah dihubungi. Mungkin mereka sedang mencariku sekarang. Aku belum punya kepercayaan diri untuk bertatap muka dengan orang tuaku. Aku meninggalkan rumah sakit, tapi aku tidak bisa pulang. Bukan berarti aku ingin kembali kerumah sakit, tapi aku tidak punya tempat dan tidak punya uang. Aku berdiri dengan bimbang dan hyung memberitahuku untuk mengikutinya, lalu dia memimpin perjalanan. Inilah tempat dimana kami sampai, rumah hyung.
Aku mengembalikan pandangan ku bangunan apartemen. Aku harus kembali kesana juga pada akhirnya. Aku harus bertemu orang tuaku dan memberitau mereka aku tidak akan kembali kerumah sakit. Aku mengambil nafas dalam-dalam. Rasanya pikiran itu bisa saja menyebabkan kejang bagiku. Sejujurnya aku tidak bisa mempercayai diriku sendiri untuk bertahan ditempat lain selain rumah sakit. Aku bisa saja dibawa kerumah sakit lagi. Aku takut aku tidak tahan akan hal ini.
JIMIN, 19 Mei 2022 (Tear)
Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Flowering Arboretum. Aku harus berhenti membohongi diriku sendiri bahwa tidak ada yang terjadi disana. Aku harus berhenti bersembunyi dirumah sakit. Dengan tekad itu aku pergi ke halte bus setiap hari, tapi aku belum bisa naik bus ke Flowering Arboretum.
Yoongi hyung datang dan duduk disebelahku setelah aku mengamati tiga bus pergi. Aku bertanya 'ada apa?', dia hanya menjawab bahwa ia bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Kemudian ia bertanya padaku kenapa aku duduk disini. Aku menundukkan kepala dan menendang batu. Aku memikirkan tentang mengapa aku duduk disini.
Ini semua karena aku tidak mempunyai keberanian. Aku ingin berpura-pura baik-baik saja sekarang, dengan harapan aku bisa mengatasi semua ini,  tapi sejujurnya aku takut. Aku takut jika aku akan menemui sesuatu yang tidak bisa kutahan.
Yoongi hyung terlihat santai. Ia bersandar seakan tidak ada hal yang ia khawatirkan dan ia bilang bahwa cuaca hari ini sangat bagus. Langit biru,  hembusan angin yang hangat. Dari kejauhan terdengar klakson bus yang menuju ke Flowering Arboretum. Bus itu berhenti dan pintu terbuka. Supir bus itu melihat kami. Tanpa sadar aku berkata,
"Hyung,  kau mau ikut denganku?"
Hoseok, 20 Mei 2022 (Tear)

Aku mengambil Taehyung dan menyapa petugas polisi, "kau telah bekerja keras" aku berbicara keras dan menundukkan kepalaku,  tapi  dalam mood yang buruk. Dari kantor polisi ke rumah Taehyung tidaklah jauh, apa dia tidak sering keluar masuk kantor polisi? Mengapa orangtua Taehyung memilih tempat yang dekat dengan kantor polisi? Dunia tidak adil dengan anak yang baik dan lembut ini.

Aku merangkul bahu Taehyung dan menanyakan apa dia lapar,  berakting seperti itu bukan masalah besar. Taehyung menggelengkan kepalanya. Aku bertanya apa polisi memperlakukannya dengan baik dan membelikannya makanan? Taehyung diam tidak menjawab.
Kami berjalan dibawah sinar matahari. Dalam hatiku, angin dingin berhembus, jika aku merasa seperti ini, bagaimana dengannya? Seberapa hancur hatinya? Apakah ia masih memiliki hati yang tersisa? Seberapa tersiksanya ia didalam?
Memikirkan itu semua ,aku tak bisa melihatnya. Aku mengalihkan pandanganku ke langit,  sinar matahari tampak buram. Ada sebuah pesawat lewat. Pertama kali aku melihat luka yang ada dipunggung Taehyung itu saat ia berada di persembunyian Namjoon. Aku tak mengatakan apapun kepada Taehyung yang tertawa ceria karena mendapat baju dari Namjoon,  tapi tepat dihatiku aku merasa terpukul.
Aku tak memiliki orangtua. Aku tak punya ingatan tentang ayah dan ibuku sejak aku umur 7 tahun. Ketika sampai pada tahap rasa sakit ke orangtua, tak ada yang iri padaku. Orang-orang berkata padaku, kau harus mengatasi rasa sakitmu, terima dan terbiasa dengannya. Kau harus menyelesaikan dan memaafkan. Kau dapat melanjutkan hidup jika kau melakukannya.
Aku tidak bisa bukan karena aku tidak tau. Tak ada yang tercapai jika kau hanya mencoba. Tak ada yang mengatakan padaku bagaimana caranya.  Dunia memberiku luka baru lagi sebelum luka sebelumnya sembuh. Aku yakin setiap orang pasti memiliki luka. Tapi mengapa ada orang yang memilih luka yang dalam? Mengapa mereka diperlukan? Mengapa hal itu terjadi?
"Tidak apa-apa hyung, aku bisa pergi sendiri" kata Taehyung ketika kita sampai dipersimpangan. "Aku tau, bodoh" aku tak memikirkannya dan mengambil langkah lebih dulu."Kubilang ini baik-baik saja,  lihatlah ini bukan apa-apa" Taehyung mencoba tersenyum.
Aku tak menjawab, tidak mungkin dia baik-baik saja. Dia tak mau mengakuinya. Dia berpaling, itu kebiasaannya. Taehyung menaikkan hoodienya dan menyusul.
"Apa kau benar-benar tidak lapar?" tanyaku saat kami mulai dekat dengan rumah Taehyung. Taehyung mengangguk dan tersenyum kecil. Aku melihatnya berjalan mundur lalu ia membalikkan badannya. Jalan yang kulalui dengannya itu sempit dan sunyi. Hanya kami berdua.  Tiba-tiba aku melihat ke saku belakangku, ponselku berdering.
Taehyung20 Mei 2022 (Tear)
Aku melihat tanganku penuh dengan darah. Tiba-tiba kekuatan kakiku menghilang. Aku jatuh,  tetapi seseorang menangkapku dari belakang. Perabotan rumah yang kotor,  selimut juga berserakan seperti biasa. Tak ada seorangpun disana, ditempat ayahku berdiri. Aku tidak ingat kapan atau bagaimana ia meninggalkan ruangan.

Amarah dan kesedihan yang kurasakan saat aku menyenangkannya masih utuh didalam diriku. Aku tidak tahu apa yang sudah menahanku untuk menusuknya. Aku tidak tahu apa yang menenangkan hatiku yang tadinya aku menggila. Aku tak ingin membunuh ayahku.
Aku ingin mati. Jika aku bisa,  aku ingin mati setiap saat. Aku tak menangis,  aku ingin menangis. Aku ingin berteriak,  aku ingin menghancurkan segalanya. Aku ingin mengacaukan semuanya. Tapi aku tak bisa melakukan satupun dari itu semua.
"Hyung,  maafkan aku. Aku tak apa-apa. Pergilah" kataku dengan suara lirih. Berbeda dengan hatiku yang sangat marah. Ini bukan suaraku.
Aku mengusir hyung yang terlihat tak ingin pergi. Dan kemudian menatap tanganku. Darah meresap diperban putih. Bukannya menusuk ayahku. Aku malah memukul lantai dengan botol alkohol. Botolnya pecah dan melukai tanganku.
Ketika aku menutup mataku, dunia berputar. Apa yang seharusnya aku pikirkan? Apa yang harus kulakukan? bagaimana seharusnya aku hidup? Saat aku sadar aku melihat nomor Namjoon hyung diteleponku.
Bahkan disituasi seperti ini- tidak maksudku karena aku ada disituasi seperti ini. Keberadaan nya sangat berarti bagiku. Aku ingin mengatakan padanya,'Hyung,  aku hampir membunuh ayahku. Ayahku yang membesarkanku, ayahku yang memukuli ku setiap hari. Tidak, sebenarnya aku membunuhnya. Aku membunuhnya berkali-kali. Didalam hatiku aku membunuhnya berkali-kali sampai aku tak menghitungnya. Aku ingin membunuhnya. Aku sangat ingin membunuhnya. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku tak tahu apapun. Hyung, aku hanya ingin bertemu denganmu'
TAEHYUNG  22 MEI 2022 (Her)
Aku melewati daerah pepohonan lagi saat aku menerima panggilan dari hyung; Baru-baru ini, hal itu tetap terjadi. Aku pindah ke tempat dimana tidak ada seorangpun bisa mendengarku. Aku sengaja memperlambat langkahku & menyembunyikan diri di dekat laut.

Hyung tidak melihatku dan hanya melewatiku 'Bukankah kamu lebih tua satu tahun dariku? Pokoknya itu bukan sesuatu yang penting, aku akan mengurusnya'

Ada sesuatu yang dingin menyelimuti punggungku dan menghilang. Segala sesuatu di dunia nampaknya telah ambruk, rasanya seperti aku sedang berjuang di laut dalam, membuat orang-orang merasa dingin & takut, tragis dan kesepian.

aku marah dan aku merasa tidak dapat mentolerirnya lagi. Aku ingin menghentikan segalanya, ingin memukulnya. Tapi  aku masih takut melakukannya. Dalam tubuhku mengalir darah ayahku. Apakah ada kekerasan juga dalam diriku? Seperti ada sesuatu yang ingin meledak dari diriku ini. 
(Note : Ini catatan terakhir Taehyung, dia ngerasa dendam sama Ayahnya tapi bingung mau ngelakuin apa, pikiran dia udah kosong pas lagi kumpulan sama yang lainnya. Dia misahin diri menghadap ke laut buat mikirin apa yang selanjutnya dia lakuin. Dannnn kalian bisa berpikir sendiri kemana arah pikiran Taehyung :))

Namjoon, 22 Mei 2022 (Tear)
"Hampir beda setahun. Tidak, tak ada yang bilang begitu. Aku adalah hyungnya. Aku tau. Tapi dia tidak akan selalu menjadi anak kecil. Aku bertanya kalau ini bukan waktunya dia tau sedikit. Aku mengerti. Aku tidak marah. Maaf" Aku tutup teleponku dan melihat kebawah. Udara laut yang hangat bertiup disepanjang pohon pinus. Dadaku rasanya sesak seperti mau meledak. Ditanah yang setengah pasir setengah lumpur ini, beberaoa semut berbaris untuk pergi kesuatu tempat.
Untuk seseorang yang jauh lebih baij dariku, baik secara fisik atau simbolis. Apakah terluhat jelas bahwa aku akan pergi kesuatu tempat? Mengapa aku pergi? Apa yang akan terjadi?Dijarak yang tidak terlalu jauh aku melihat punggung seseorang. Berdiri terpaku sama sepertiku. Itu Jungkook. Pada suatu saat Jungkook pernah berkata seperti ini,  "aku ingin menjadi dewasa seperti hyung"
Aku tidak bisa mengatakannya saat ini, bahwa aku bukanlah orang dewasa yang baik, tidak, aku bahkan bukan orang dewasa. Mengatakan sesuatu seperti itu terasa sangat kejam. Untuk seseorang yang belum pernah menerima cinta,  kepercayaan, dan ketertarikan yang seharusnya ia punya, bagaimana bisa aku mengatakan bahwa aku lebih tua, menjadi lebih tinggi dan hidup lebih lama tidak membuat seseorang menjadi lebih dewasa.
Aku harap masa depan Jungkook akan lebih baik dariku. Tapi aku tidak bisa berjanji bahwa aku akan membantunya dalam proses itu. Aku mendekatinya dan meletakkan lenganku dibahunya. Ia mengangkat matanya dan menatapku lama.

JUNGKOOK 22 MEI 2022 (Her)
Aku merasakan bahwa tubuhku mengambang diudara,  tapi aku berada ditanah yang keras. Untuk sementara aku tidak merasakan apa-apa. Tubuhku begitu berat,  aku bahkan tidak bisa menutup mataku.  Aku tidak bisa bernafas,  atau menelan air liurku sendiri. 

Kemudian tubuhku mulai bergetar seperti orang gila, seolah-olah terkejut atau disimulasikan oleh sesuatu. Tidak bisa menunjukkan rasa sakit tetapi kehausan,  dan aku menutup mataku secara sadar. Sesuatu yang kabur dan sampai penglihatanku di suatu tempat yang dipenuhi oleh pasir. Ku pikir itu ringan,  tapi ternyata tidak. Itu cerah,  besar dan semakin membesar. Itu tidak bergerak tetapi hamya mengambang diudara. Aku mulai melihat untuk sementara waktu dan itu tampak lebih jelas.  Itu bulan. 

Aku tidak yakin apakah kepalaku diberi judul mundur tetapi semuanya terbalik. Dalam kata itu,  boneka itu bahkan terbalik. Aku ingin sekali bernafas,  aku mencoba batuk tetapi tidak bisa bergerak . Kemudian aku merasa menggigil.  Aku takut. Aku mencoba berbicara tapi tidak ada kata yang keluar. Aku bahkan tidak memejamkan mata,  tetapi penglihatanku mulai menggelap. Seseorang mulai bicara padaku saat aku kehilangan kesadaranku

"Hidup akan lebih menyakitkan daripada mati,  apakah kau masih ingin hidup? "

(Sialaaaannndd bighit buat shock aje ngeluarin notes lagi menjelang kambek :v ini jungkook lagi sekarat abis ditabrak mobil,  nah gaess siapa yg ngomong sama JK hayooo😌😌)


Hoseok , 31 Mei 2022 (Her)
Aku secara refleks mengalihkan pandanganku dari angin yang mendebarkan. Setelah menari untuk waktu yang lama, aku merasakan nafas yang pendek dan ini bukan konteks yang sama.Aku berpikir bahwa aku mirip dengan ibuku, tidak, itu bukan pikiran atau persepsi dan itu bukan sesuatu yang bisa dijelaskan atau dijelaskan.
Aku tidak bisa melihat wajah seorang teman yang teman kukenal selama lebih dari 10 tahun. Kami belajar menari bersama, gagal bersama dan frustrasi bersama lalu mendapatkan kekuatan.
Ketika aku merosot ke lantai yang ditutupi oleh keringat, saling melemparkan handuk satu sama lain dan melontarkan lelucon. Rasanya seperti mengganggu sensasi yang tidak pernah kurasakan selama itu, dan aku berdiri dengan tergesa-gesa dari lantai. Segera setelah aku mencapai sudut, aku menyandarkan punggung ke dinding dan berdiri di sini. Aku lelah menenangkan napasku yang tidak tenang, tetapi aku mendengar suara yang berkata
"kemana kau pergi, hoseok-ah?" kata suara itu. Aku pikir suara itu yang memanggilku "hoseok-ah" suara yang sudah lama tidak ku ingat sampai sekarang. Namun setelah itu, suara itu tidak memanggil lagi, karna suara itu ada saat aku berusia tujuh tahun.
(Note: ini mungkin yaa maksudnya yg manggil dia itu ibunya, di Highlight reel ada scene yang dia ngedance didepan kaca terus pas ultahnya dia inget ditinggal di taman bermain kan sama ibunya? Soalnya disini dia bilang pas usia 7 tahun. Kalian bisa liat di tanggal Highlights reel nya Hoseok, tertulis 31 May 😶)

Yoongi, 8 Juni 2022 (Her)
Aku melepas kaos ku lagi. Refleksi di cermin sepertinya sama sekali berbeda denganku. Kaos yang tertulis "mimpi" bukanlah tipeku, tidak peduli bagaimana kau melihatnya. Warna merah, dengan kata ''mimpi'', bahkan pas ketat tidak cocok denganku.
Dengan kesal, aku menarik sebatang rokok dan mencari korek. Aku mencari di saku celana jeansku, dan baru kuingat ternyata korek itu ada ditas ku. [Mereka] telah mengambilnya. Tanpa menahan diri, (mereka) telah mengambilnya dari tangan ku. Dan apa yang dilemparkan kembali kepadaku setelah itu adalah permen lolipop dan kaos ini.
Aku mengacak-acak rambutku dan berdiri, lalu mendengar suara pesan teks tiba. Begitu aku melihat nama tiga karakter di layar ponselku. sekitar ku menjadi putih dan hati ku terasa di luar dada. Aku mematahkan rokokku menjadi dua saat aku pergi untuk memeriksa pesan itu.
Pada saat berikutnya, aku yang ada di cermin sedang tertawa. Mengenakan kaos merah yang ketat dengan kata "mimpi" yang tertulis di atasnya, tertawa seperti orang bodoh seolah-olah sesuatu itu baik.
(Note: gw gagal paham :( tapi kalo kalian baca ini pasti kalian inget scene di highlight reel nya Yoongi yang mau ngerokok tapi diganti lollipop kan? Terus ada juga scene yang Yoongi dapet pesan seketika raut wajahnya berubah dingin, tapi disini Yoongi ceritain kalo dia abis liat pesan itu langsung liat cermin dan bayangan dia ketawa tanpa dosa seolah kyk ngejek dia gitu hmmm apa gw yg salah tangkep? Wkwk gw penasaran siapa nama 'tiga karakter' itu ? Siapa yg ada dibenak kalian?😌😌)
Seokjin, 13 Juni 2022 (Her)
Setelah kami kembali dari laut, kami semua sendirian. Kami tidak menghubungi satu sama lain seolah-olah itu memang direncanakan. Kami hanya bisa berasumsi keberadaan kami oleh grafitti yang ditinggalkan di jalan, pompa bensin yang menyala, dan suara piano yang datang dari gedung tua. Setiap kali kami menemukan ini, bayangan dari malam itu hidup kembali seperti ilusi.
Mata Taehyung yang seperti api itu jatuh ke bawah, mata yang menatapku seolah-olah mereka tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya, tangan Namjoon yang mencoba menghentikan Taehyung dan aku yang tidak bisa menahan diri tetapi menekan Taehyung.
Tidak ada seorang pun yang tersisa di dorm kami di tepi laut begitu kami kembali ke kemari untuk mencari Taehyung yang hilang. Cangkir kaca yang pecah, noda darah yang mulai menempel, remah-remah kue yang mengingatkan pada kita apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Lalu ada satu foto yang tersisa di sana. Kami bersama dan tersenyum di foto agar terlihat keren. Di depan laut.



Seperti biasa, aku melewati pompa bensin hari ini     

Seperti biasa, aku melewati pompa bensin hari ini. Hari-hari akan datang ketika kita akan bertemu lagi. Hari itu akan datang ketika kita bisa tersenyum bersama seperti di foto kita. Hari itu akan datang ketika aku memiliki keberanian untuk menghadapi diri sendiri sepenuhnya.Namun untuk saat ini, belum waktunya. Aku merasakan angin yang bertiup angin hari ini, sama seperti yang terjadi pada hari itu.
Saat itu, teleponku berdering seperti suara peringatan. Foto yang aku gantung di samping cermin kamar bergetar. Nama Hoseok muncul di layar ponsel. "Hyung, aku mendengar bahwa Jungkook mengalami kecelakaan mobil malam itu"
(Note :disini kan tertulis 13 Juni ya, JK kecelakaan bulan Mei. Karna mereka saling gak kontakan,  jadi kabar JK kecelakaan itu telat..Hoseok aja bilang kalo dia 'mendengar' berarti dia jg baru dapet kabar. JK itu mungkin koma dari kecelakaannya, karna di HIGHLIGHT REEL nya si JK yang tanggal 14 Juni, JK udah sadar dan pake kursi roda)
Yoongi, 15 Juni 2022 (Tear)Aku tidak menyadari apapun selain suara musik bermain dikepalaku. Bukan masalah berapa banyak aku minum alkohol atau dimana aku sekarang atau apa yang ku lakukan sekarang. Aku tidak tau, dan itu tidak penting. Ketika aku keluar, langit sudah gelap. Aku berjalan terhuyung-huyung, menabrak pejalan kaki lain, kios dan dinding. Aku tidak peduli, aku hanya ingin melupakan semuanya.
Suara Jimin masih terngiang ditelingaku
"Hyung, Jungkook... " ingatanku langsung berputar dengan gila sambil melangkah kerumah sakit. Ruangan rumah sakit terlihat panjang dan gelap. Aku melewati seseorang yang memakai baju rumah sakit. Hatiku berdegup kencang. Wajah mereka terlalu pucat. Tidak ada ekspresi diwajah mereka. Mereka terlihat seperti orang mati. Suara napasku menyeruak dikepalaku sendiri.
Didalam ruangan yang sedikit terbuka, Jungkook terbaring disana. Aku memutar kepalaku tanpa sadar. Aku tidak bisa melihatnya. Pada saat itu aku tiba-tiba mendengar suara piano, kobaran api, dan gedung yang hancur. Aku memegang kepalaku dan terjatuh.
"Ini salahmu. Jika itu bukan gara-gara kau...."
Itu suara ibuku-bukan, itu suaraku-bukan, itu suara seseorang. Aku tersiksa oleh kenangan yang tak terkira. Aku tidak ingin mempercayai suara itu.
Tapi Jungkook sedang terbaring disana. Jungkook terbaring di ruangan yang dipenuhi pasien yang terlihat seperti mayat. Aku tidak bisa masuk kesana sama sekali. Aku tidak dapat memeriksanya sendiri. Ketika aku berdiri, kakiku memaksa untuk menyerah. Aku pergi dengan airmata yang mengalir. Lucu. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku menangis.
Aku menyeberang jalan, tetapi seseorang menarik lenganku sampai aku berhenti.


Siapa itu? Tidak, aku tidak peduli

Siapa itu? Tidak, aku tidak peduli. Tidak peduli siapapun itu, mereka semua sama Jangan dekati aku. Pergi. Tinggalkan aku. Aku tidak ingin menyakitimu. Aku juga tidak ingin tersakiti. Jadi, tolong jangan dekati aku.

Taehyung, 25 Juni 2022 (Tear)
Dengan sengaja aku memperlambat langkah kakiku dan menajamkan pendengaranku sampai aku merasa bahwa seseorang berjalan dibelakangku.



Hari ini adalah ketiga kalinya kami bertemu ditoko serba ada

Hari ini adalah ketiga kalinya kami bertemu ditoko serba ada. Jika ada sesuatu yang berbeda, itu adalah hari ini bahwa ia lari saat melihatku. Kemudian ia berkeliaran ditempat kosong yang kecil dibelakang toko.  Tapi saat aku muncul ia bersembunyi kembali. Ia bersembunyi dengan baik,  tapi bayangannya terlihat jauh ekdepan ditempat yang ditinggalkan. Aku terkekeh. Aku melewatinya,  berpura-pura tidak melihat kemudian ia mengikutiku lagi.
Aku memasuki gang sempit. Inilah satu-satunya tempat di lingkungan kami dimana lampu jalan tidak rusak. Jalnnya panjang dan lampunya terletak ditengah. Ketika ada sumber cahaya didepan, bayangan membentang dibelakang ku. Itu bisa saja membentang sampai ke kaki orang yang mengikutiku dengan napas tertahan.
Saat aku lewat dibawah lampu jalan,  bayanganku menghilang dibawah kakiku. Aku mulai berjalan sedikit lebih cepat. Tak lama kemudian,  bayangan yang bukan milikku muncul dijalan. Aku menghentikan langkahku dan orang dibelakangku juga ikut berhenti. Kedua bayangan dengan tinggi yang berbeda saling berdampingan.
Aku berkata "aku akan menunggu sampai kau kesini" Bayangan itu terlonjak namun tetap diam seolah mengatakan tidak tau apa-apa. "Aku bisa melihat semuanya" aku menunjuk bayangannya. Kemudian suara langkah kaki mulai mendekat,  sengaja dibuat berisik.  Aku tertawa.
Namjoon, 30 Juni 2022 (Her)
Aku merasakan aneh pada diriku, lalu menekan tombol pintu terbuka seolah-olah tanganku memiliki kehendak sendiri. Pada saat-saat seperti ini, aku merasa seperti aku telah mengulang waktu yang tak terhitung jumlahnya, meskipun itu jelas yang pertama.
Pintu lift terbuka lagi, beberapa saat sebelum tertutup, orang-orang mulai masuk. Di antara orang-orang itu, aku tidak menekan tombol pintu terbuka dan tanpa sepengetahuanku, orang itu ada di sana, tetapi aku berpikir bahwa mereka akan menjadikan ku bergerak selangkah demi selangkah.
Aku menyandarkan punggung didinding lift yang dingin dan aku mengangkat kepalaku ,aku melihat karet kuning itu. Punggung orang itu menceritakan banyak cerita, hanya saja aku pernah mendengar beberapa dari mereka. Beberapa hal yang hanya bisa kutebak, dan beberapa hal tidak dapat dijelaskan bahkan setelah selesai.
Aku tiba-tiba berpikir bahwa kau hanya bisa mengatakan, kau mengenal seseorang ketika kau dapat membaca semuanya dari belakang. Maka tidak akan ada seseorang yang bisa membaca semuanya dari belakangku?
Saat aku mengangkat kepalaku. Tatapan kami bertemu di cermin, dan dalam sekejap mereka menghindari mataku. Hal semacam ini sering terjadi, ketika aku mengangkat kepala lagi, aku hanya bisa melihat wajahku di cermin. Aku tidak bisa melihat seperti apa aku dibelakang. (Note : bahasa leader ketinggian sumpah gw gak paham apa yg leader omongin wkwk ada yg paham? )
Jimin, 3 Juli 2022 (Her)
Pada akhirnya, aku tergeletak di lantai. Aku mematikan musik, seketika sekitarku menjadi tenang dan aku tidak mendengar apa-apa kecuali suara napasku dan jantungku yang berdebar. Aku mengeluarkan ponselku dan memutar video koreografi yang aku pelajari di pagi hari. Dalam video tersebut, gerakan hyung sangat halus dan akurat.


Itu adalah hasil dari waktu dan keringat yang tak terhitung jumlahnya

Itu adalah hasil dari waktu dan keringat yang tak terhitung jumlahnya. Hasil dari latihan dan karena aku tidak berada di dekatnya aku sangat cemburu. Tetapi pengertian dan harapan itu berbeda, jadi aku sering menghela nafas.
Aku tiba-tiba berdiri lagi, aku meniru gerakan yang hyung lakukan, tetapi langkah ku terus tersangkut. Aku terus membuat kesalahan di bagian di mana kami harus menyesuaikan aliran kami sambil pindah posisi.
Aku telah memutuskan untuk mencobanya lagi besok, sampai saat aku ingin menunjukkan bahwa aku serius. Daripada pujian yang menyenangkan seperti "itu lebih baik dari yang aku harapkan" aku ingin diakui sebagai pasangan yang serius dan setara, orang yang bisa menandingi bernafas dengan hyung.
(Note : udah jelasss,  hyung yang dia maksud ini pasti Hoseok, inget di highlight reel? Jimin yang ngerekam Hoseok lagi ngedance. Poster highlight reel yang Hoseok sama Jimin saling berhadapan di tempat dance, scene Jimin yang jatuh pas dia ngedance yang sama kayak Hoseok? Ternyata itu semua karna Jimin pengen setara sama Hoseok :")
Jimin, 4 Juli 2022(Tear)Ketika aku mulai sadar, aku sudah mencuci lenganku cukup lama. Tanganku gemetar  dan napasku pendek. Mataku terlihat merah dipantulan cermin. Apa yang barusan terjadi mulai teringat lagi.


Selama beberapa saat aku kehilangan fokus

Selama beberapa saat aku kehilangan fokus. Aku sedang menari dengan noona dari klub dance,  tarian  kolaborasi, tapi aku kehilangan arah dan jatuh. Aku terjatuh mengenai lantai yang kasar dan lenganku berdarah.


Tiba-tiba aku teringat kejadian di Flowering Arboretum

Tiba-tiba aku teringat kejadian di Flowering Arboretum. Kupikir aku sudah bisa mengatasinya. Tapi bukan itu masalahnya. Aku terpaksa pergi. Aku harus menghilangkan ini. Aku terpaksa melihat ke arah lain. Pantulan diriku di cermin itu adalah anak yang sama pada delapan tahun yang lalu. Kemudian aku sadar, tadi noona juga terjatuh.
Saat aku kembali,  tidak ada siapapun diruang latihan. Aku bisa melihat hujan lebat dibalik jendela. Di kejauhan, aku melihat Hoseok hyung berlari. Dia kehujanan. Aku mengambil payung dan ikut berlari. Aku berlari, kemudian berhenti.


Tidak ada yang bisa kulakukan

Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa terjatuh dan menyakiti orang lain, meninggalkannya dan meratapi rasa sakitku sendiri,  dan aku terlambat mengejarnya dengan membawa payung. Setiap langkah yang kujalani, air hujan merembes ke sepatuku. Lampu sein mobil melewatiku. Aku tidak baik-baik saja.Tidak, aku baik-baik saja. Tidak sakit. Ini bukan luka yang parah. Aku baik-baik saja .

Hoseok, 4 Juli 2022(Tear)Aku berdiri di lorong selama ia di obati. Padahal ini sudah malam, tapi rumah sakit masih ramai. Air menetes dari ujung rambutku, campuran dari keringat dan air hujan. Aku menjatuhkan tas yang dibawanya. Beberapa benda keluar dari tas itu. Ada koin bergelinding, pena, handuk dan ditengah-tengah semua benda itu ada tiket pesawat. Aku memungut tiket itu dan melihat sejenak.
Tiba-tiba dokter memanggilku. Dia bilang perempuan itu hanya mengalami gegar otak. Ringan dan tidak perlu khawatir. Dan setelah itu, dia keluar. Aku bertanya "apa kau baik-baik saja? "
Dia bilang kepalanya agak sakit. Dia mengambil tasnya dariku. Dia sadar ada tiket pesawat, kemudian ia melihatku. Aku menyampirkan tasku dibahu dan berkata kita harus pergi, aku berpura-pura tidak melihat tiket itu. Masih hujan deras ketika kita keluar dari rumah sakit. Kita berdiri berdampingan dipintu keluar.
"Hoseok-ah.. " katanya. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.
"Tunggu sebentar, aku akan mencari payung." aku mulai berlari menerobos hujan menuju sebuah toko diseberang. Aku tahu dia mengikuti audisi dance diluar negeri. Tiket pesawat itu menandakan bahwa ia lolos audisi. Aku tidak ingin mendengarnya mengatakan itu. Aku tidak punya kepercayaan diri untuk mengucapkan selamat kepadanya.
Enak yhaa mba ryujin 😂 dipedulikan sekali sama Hoseok :")
Bonus gif :


----------------Enak yhaa mba ryujin 😂 dipedulikan sekali sama Hoseok :")Bonus gif :

Jungkook, 16 Juli 2022 (Her)
Aku berdiri disamping jendela sambil bernyanyi mengikuti musik dari earpieceku. Sudah hampir seminggu aku bisa menyanyi tanpa melihat liriknya. Aku melepas earpiece ku dan mulai berlatih dengan mendengarkan suara sendiri. Walaupun liriknya sangat Indah,  lirik itu juga sangat memalukan. Aku menggaruk kepalaku. Melalui jendela yang besar itu, matahari dibulan Juli menyinari dengan terang. Rumput dan daun melambai tertiup angin.
Setiap kali ini terjadi, aku merasa sinar itu juga memantul mengenai wajahku. Aku menutup mata. Aku melihat warna hijau, kuning dan merah. Aku melihat warna-warna itu sambil bernyanyi.
Aku tidak tau apakah ini karena lirik atau cahaya matahari, hatiku terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum.
Namjoon 13 Juli 2022 (Tear)
Aku menyenderkan kepalaku dijendela bus. Dari perpustakaan ke pom bensin. Pemandangan lewat melalui jendela, aku hampir menghafalnya karena aku melewati jalan ini setiap hari. Akankah aku meninggalkan pemandangan ini? Sepertinya kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi besok,  baik itu harapan atau lainnya.
Aku bisa melihat seorang perempuan duduk didepanku, rambutnya diikat dengan pita kuning. Bahunya terangkat dan turun seakan dia sedang menghela napas. Kemudian ia menyenderkan kepalanya dijendela. Sudah beberapa bulan berlalu, aku dan dia belajar di perpustakaan yang sama dan bus yang kita naiki juga turun ditempat yang sama.


Aku dan dia belum pernah berbicara satu sama lain, tapi kita selalu melihat pemandangan yang sama, hidup di waktu yang sama dan menghela napas yang sama

Aku dan dia belum pernah berbicara satu sama lain, tapi kita selalu melihat pemandangan yang sama, hidup di waktu yang sama dan menghela napas yang sama. Ada pita rambut hitam yang masih tersimpan di saku celanaku.
Perempuan itu selalu turun dari bus 3 halte sebelum halteku. Setiap kali aku melihatnya pergi, aku bertanya-tanya apa dia ingin menyebar brosur lagi. Waktu seperti apa yang dia habiskan? Hal apa yang sedang ia tahan? Seberapa kuat ia akan bertahan jika hari esok tidak akan ada?  Atau apa memang tidak ada kata 'esok' selama ini?  Aku berpikir seperti itu.
Halte semakin dekat.  Seseorang menekan tombol stop dan penumpang lain mulai berdiri. Tapi perempuan itu tidak bergerak. Ia masih diam ditempat duduknya, kepalanya masih bersandar dijendela. Sepertinya ia ketiduran. Haruskah aku membangunkannya? Aku berperang dengan pikiranku selama beberapa saat. Bus mulai berhenti. Ia masih belum bergerak. Orang-orang mulai turun. Pintu bus tertutup dan bus kembali berjalan.


Perempuan itu belum juga bangun, bahkan bus sudah melewati 3 halte terakhir

Perempuan itu belum juga bangun, bahkan bus sudah melewati 3 halte terakhir. Ketika aku berjalan menuju pintu bus, aku berperang dengan pikiranku lagi. Jika aku turun dari bus sekarang, tidak ada lagi orang yang memperhatikan perempuan itu. Dia mungkin akan bangun ketika bus ini sudah jauh dari haltenya. Dan mungkin dia akan semakin lelah hari ini.
Aku meninggalkan halte bus dan mulai berjalan ke pom bensin. Bus itu pergi dan aku tidak melihatnya lagi. Aku meninggalkan pita rambut di tasnya,  hanya itu. Itu bukan permulaan dan juga bukan akhir. Tidak ada yang bisa dimulai dan tidak ada alasan juga. Jadi kupikir, sepertinya itu tidak masalah.



Taehyung, 17 Juli 2022(Tear)
Bagian tubuhku sakit. Keringat berjatuhan. Dalam tempat terpencil dan sedikit celah dipinggir rel kereta api,  ditempat kosong dibelakang mini market,  dibawah jembatan layang- seorang perempuan muncul entah darimana.
Aku berlari ke halte bus,  tapi ternyata ia tidak disana. Orang-orang yang sedang menunggu bus melihatku dengan tatapan yang aneh. Apa yang terjadi? Kita tidak janjian untuk bertemu, tapi aku masih merasa aneh.  Perempuan itu selalu muncul dari suatu tempat dan mengikutiku. Bahkan ketika aku bilang ia sangat mengganggu,  ia tidak peduli. Tapi sekarang aku tak bisa menemukannya,  bahkan ditempat Biasa kita bertemu.
Aku mendatangi jalan yang familiar dan mulai memperlambat langkah. Ada coretan grafitti disana,  grafitti yang kita gambar bersama. Ini hal pertama yang ia gambar. Diatas gambarnya ada huruf 'X' besar. Itu pasti dia. Aku memang tidak melihat langsung,  tapi aku tau itu pasti gila.  Kenapa? Tidak ada jawaban.
Beberapa adegan mulai terbayang,  suara tawanya saat kepalaku tidak sengaja membentur rel kereta api saat sedang berbaring. Dia membantuku saat aku jatuh karena menolongnya. Wajah marahnya jika aku mencuri roti miliknya. Wajah murungnya saat kita berjalan melewati gambar foto keluarga disebuah studio pinggir jalan. Tatapan matanya yang mengikuti anak-anak sekolah berjalan.
Ketika ia mencoret didinding,  aku berkata "jika kau punya masalah,  katakan padaku. Jangan mengoceh seorang diri." huruf 'X' itu mewakili semua kenangan. Sekaligus melambangkan bahwa semua ini palsu. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku. Kenapa? Tidak ada jawaban. Aku tetap berjalan. Kita sendirian lagi sekarang. Aku dan dia.
Namjoon, 20 Juli 2022 (Answer)
Aku membolak-balik iklan dimajalah dan mengangkat kepalaku. Selama beberapa hari terakhir, wajah yang berbeda setiap harinya selalu duduk dimeja dekat jendela didepanku. Buku tebal, tas besar, dan cangkir putih yang sama, tapi itu bukan dia. Aku mengembalikan pandanganku ke Majalah. Sudah lebih satu jam aku hanya membolak-balik halaman yang sama. Karena pikiranku yang berulang, mataku tidak menangkap huruf sama sekali. 'Kenapa aku duduk disini?' tidak ada jawaban yang tepat. Diantara orang-orang yang terserap akan sesuatu dalam majalah,aku hanya membolak-balikkannya. Aku merasa tidak sabar untuk memulai sesuatu. Tapi aku juga itu tidak seperti itu.
Aku mengembalikan majalah dan pindah diantara rak buku. Buku-buku itu terletak dibaris yang lebih tinggi dariku. Angin sepoi-sepoi dari jendela terbuka membawa aroma buku dan debu ke udara. Aku memikirkan masa sekolahku yang tinggi. Buku-buku yang aku baca ketika aku menghabiskan waktu dengan teman-temanku diruang persembunyian kita.
Apakah 'aku sekarang' tumbuh dari 'aku kemudian'
Aku tidak bis berpikir jernih. Bisa jadi segala sesuatu tentangku telah berhenti pada saat itu. Aku pindah ke rak buku yang berlawanan. Kemudian aku mengambil sebuah buku yang aku gunakan saat aku berlajar saat itu. Aku harus memulai lagi, semua yang aku lepaskan, satu demi satu.
Jungkook, 26 Juli 2022 (Tear)
Aku diam-diam mencabut beberapa bunga dari kebun dirumah sakit. Aku terus tertawa dan pura-pura menunduk untuk mwnyembunyikan bunga itu. Cahaya matahari dipertengahan musim panas memang sangat menyilaukan. Aku mengetuk pintu kamar rumah sakit tapi tidak ada jawaban dari dalam. Aku mengetuk lagi dan pintu terbuka perlahan. Ruangan itu dingin dan tidak ada siapapun disana. Hanya ada kegelapan dan kesunyian.
Aku keluar dari ruangan itu. Aku bertemu dengannya disini, ketika aku sedang bosan dan memutar kursi rodaku seperti orang gika melewati lorong. Tiba-tiba ia muncul dan aku langsung berhenti.
Ia perempuan dengan rambut yang diikat  ekor kuda. Ketika aku keluar dari rumah sakit, aku melihat kursi panjang itu. Aku ingat saat aku dan dia duduk disana mendengarkan musik bersama sambil menggambar.
Dan disana,  diatas atap itu,  aku dan dia berbagi susu strawberry. Aku masih memegang bunga liar yang kupetik tadi. Tapi si penerima bunga sudah tidak ada.

Jungkook, 26 Juli 2022 (Answer)
 Saat aku memandang kebelakang, rumah sakit sudah sangat jauh. Aku tidak bisa melihat bangku dimana aku telah meninggalkan bunga-bunga liar ataupun jendela yang mana bisa aku gunakan untuk memandangi sungai dengan anak itu. Anak itu telah menjadi ruang bagiku untuk bernapas dikehidupan rumah sakit yang mencekik. Di sore hari kami akan duduk di bangku rumah sakit dan berbicara ini dan itu. Tanpa kami sadari matahari sudah tenggelam. Aku memberitaunya tentang bermain diruang persembuyian, prgi liburan ke pantai dan pulang dengan berjalan kaki sampai stasiun. Dia memberitauku balik tentang semua sudut rumah sakit. Yang jendelanya bisa melihat ke arah sungai, tentang tangga yang akan membawa ke atap. Tidak ada yang tidak dia ketahui tentang rumah sakit.

 Tidak ada yang tidak dia ketahui tentang rumah sakit     

Ruangannya telah kosong. Apakah dia telah keluar dari rumah sakit? Atau dipindahkan ke rumah sakit lain? Aku bertanya kepada suster, tapi tidak ada satupun yang bisa menjawab. Untuk beberapa alasan, sebuah sudut hatiku terasa kosong. Aku berbalik arah dan terus berjalan. Dijarak ini aku bisa melihat sekolah. Rasanya sebagian besar hal yang aku beritahukan kepada hyung adalah hal yang aku lakukan bersama hyung dan nyaris semua kisah yang aku ceritakan dimulai dari mereka. Bagiku yang sepenuhnya sendirian, hyung telah menjadi teman-temanku, keluargaku dan guruku. Ceritaku termasuk didalam cerita mereka juga. Dan aku hanya hidup dalam hubunganku dengan mereka.
Tapi disuatu poin tertentu, aku mulai berpikir seperti ini. Bahwa akan datang hari dimana mereka tidak akan disisiku. Aku mungkin pergi untuk mencari mereka, hanya untuk menemukan mereka telah pergi, tanpa memberikan alasan. Mungkin sesuatu yang lebih buruk akan terjadi, aku tidak tau.
Aku mengingat malam itu, saat bulan yang besar bersinar di langit, duni terbalik atas bawah. Cahaya lampu jalan yang tertangkap mataku dari dunia yang terbalik. Siluet mobil yang melewatiku. Suara mesin, terasa familiar untuk beberapa alasan. Aku tidak ingin melompat ke dalam kesimpulan begitu saja. Tapi walaupun begitu, aku terus memikirkan momen itu.
Jimin, 28 Juli 2022 (Answer)
Aku tetap tinggal diruang latihan sendirian. Saat itu lewat jam dua belas dan bus sudah berhenti berdatangan. Sejujurnya, aku sengaja menunggunya sampai tidak datang. Hanya pada saat itu aku bisa menggunakan ruang latihan sendirian. Disaat kami berlatih bersama, mataku hanya terfokus pada kekuranganku. Itu kenapa aku merasa gelisah. Aku merasa takut juga. Tapi aku ingin melakukannya jadi aku tinggal sendirian setiap malam.
Selama aku menghabiskan hari-hariku dengan cara ini, menariknya rasa takut dihatiku menghilang. Hanya kesadaran bahwa menari itu menyenangkan yang masih menetap. Untuk waktu yang panjang aku mempercayai kalau diriku yang kecil,lemah , tak berdaya yang aku ciptakan dipikiranku adalah sesuatu yang nyata. Disaat aku menari, aku malah hanya memikirkan berat badanku dan panjang lenganku, kecepatan dan kekuatan yang bisa aku ciptakan. Diriku yang menari tidaklah kecil ataupun lemah.
Kemampuanku yang meningkat semakin sering aku berlatih. Gerakan yang tadinya terputus-putus di awal akhirnya mulai terhubung. Aku tumbuh. Itu hanya sebanyak ujung jari, tapi itu tetap saja berkembang. Aku sadar aku sebenarnya adalah orang yang banyak bicara. Aku merasakannya, disaat aku menari, aku mengeluarkan semua hal yang tidak bisa kukatakan atau yang belum kukatakan. Saat ku mulai menari, untuk pertama kalinya aku menyukai diriku sendiri.
Yoongi, 29 Juli 2022 (Answer)
Apa alasan mengapa melodi itu muncul begitu sering hanya setelah aku kehilangan orang yang berlatih denganku, bermain gitar? Berbaring terkubur di sofa, aku menatap piano yang berdiri agak jauh. Setelah diusir, aku membuang kunci piano ibuku. Itu adalah satu-satunya hal yang aku ambil dari reruntuhan gedung yang terbakar, itu terbakar setengah dan aku telah membuangnya keluar jendela apartemen. Aku pikir itu akan mengakhirinya. Aku mengulang sendiri janji bahwa aku tidak akan pernah lagi menyentuh piano.
Keesokan paginya aku menuruni tangga, tidak dapat menunggu lift. Aku pikir aku telah tertidur dalam sekejap,tetapi matahari sudah terbit. Tiba-tiba kejadian malam terakhir muncul dibenakku, tidak ada apa-apa dipetak bunga diluar jendela. Penjaga keamanan mengatakan padaku bahwa truk sampah itu datang belum lama ini, itulah bagaimana aku kehilangan kunci piano ibuku.
Bahkan setelah itu aku menyerah pada musik berkali-kali. Aku tidak akan kembali. Musik tidak lain selain  saat aku melarikan diri, aku tau. Aku tau bahwa aku akan mulai bermusik lagi sama seperti aku berlari menuruni tangga itu. Musik adalah subjek seperti itu bagiku. Dalam musik aku sama bebasnya seperti aku menderita. Aku bingung, tetapi aku juga jernih. Ketakutan dan keyakinan, harapan, dan keputusasaan, sepertinya aku hidup didalam emosi-emosi yang bertentangan itu.
Tiba-tiba aku ingin bermain piano. Didalamnya, aku ingin bertemu dengan aku yang hanya berpura-pura menjadi kuat, meskipun pada kenyataannya aku takut dan pengecut. Aku ingin mengumpat, membuat lelucon, memberikan luka, memukul, menghancurkan, menahan dan menangis. Dan aku tidak ingin lari. Aku ingin melengkapi melodi yang dibuat oleh gitar dan piano. Kali ini sepertinya aku bisa.
Seokjin , 3 Agustus 2022 (Answer)
Aku membuka pintu dan masuk ke ruang penyimpanan kelas. Ditengah malam musim panas, bau jamur dan debu bercampur dengan udara lembab. Aku memiliki kilas balik banyak momen yang berbeda pada waktu itu.Aku ingat sepatu berkilau dari kepala sekolah, ekspresi wajah Namjoon ketika ia berdiri diluar pintu, pada hari dimana aku mengabaikan Hoseok dan berjalan kembali sendirian. Hatiku mulai sakit dan aku kedinginan. Aku memiliki perasaan rumit yang membuatku merasa kesakitan.
Sulit untuk mengatakan bagaimana rasanya karena itu tidak mengganggu tetapi juga itu bukan ketakutan. Tanda itu jelas. Aku tahu aku harus keluar dari tempat ini. Sepertinya Taehyung tahu apa yang akan aku lalui dan ia memegang lenganku, "Hyung cobalah sedikit lebih keras, coba ingat apa yang terjadi disini"
Lalu Taehyung melepaskan tangannya dari tanganku dan aku berbalik. Kami berjalan melewati panas selama berjam-jam. Kami berdua sama lelahnya dengan semua ini. Orang lain menatapku seolah-olah mereka tidak tahu apa harus berkata apa kepadaku. Ingatan. Apa yang dikatakan Taehyung tentang ingatan hanyalah sebuah cerita tanpa makna.
Bahwa aku melakukan itu.. Itu terjadi padaku.. Cerita bahwa kami melakukan sesuatu bersama. Mungkin saja itu terjadi, aku pikir kami melakukan itu. Namun memori bukanlah sesuatu yang dapat dipahami atau diterima. Kau tidak akan mengerti tentang pengalaman hanya dengan mendengar sesuatu.Pengalaman adalah sesuatu yang sangat berakar dipikiran, kepala dan jiwamu. Tapi bagiku kenangan milikku tentang tempat itu hanya tentang sebuah tas. Hal-hal yang membuatku sakit dan membuatku ingin melarikan diri.
Pertarungan terjadi antara aku dan Taehyung yang menghentikanku untuk kembali dan pergi. Tapi kami berdua lelah. Menekan atau menghindar..
Keduanya terasa berat dan lambat seolah-olah kami berada di cairan kental panas. Itu terjadi secara tiba-tiba ketika aku dan Taehyung tersandung satu sama lain.
Bahuku menabrak dinding dan aku tersendat karena aku kehilangan keseimbanganku. Pada awalnya aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak bisa membuka mata atau bernapas karena debu memenuhi seluruh tempat. Aku terus terbatuk.
"Apakah kau baik-baik saja?"
Aku menyadari, aku jatuh setelah mendengar orang itu. Aku mencoba bangun, sesuatu yang ku pikir adalah sebuah dinding yang runtuh. Ada ruang besar diatas dinding yang runtuh. Tidak ada yang bergerak sedikitpun. Oh duniaku.
Seseorang berkata "kami menghabiskan waktu yang begitu lama disini, kami tidak pernah membayangkan ada ruang di luar dinding" Tapi apa itu? Saat debu mulai mengendap, kami mendekati lemari ditengah ruang yang kosong. Namjoon membuka lemari. Aku selangkah lebih dekat. Ada catatan didalam lemari. Namjoon mengambil catatan itu dan membuka halaman pertama. Aku langsung menahan nafasku.
Halaman pertama dari sebuah catatan yang kelihatannya cukup tua..
Halaman pertama itu memiliki nama yang diharapkan tertulis diatasnya. Itu nama ayahku. Ketika Namjoon mencoba membalik halaman lain, aku mengambil catatan itu darinya. Namjoon tampak terkejut dan menatapku, tetapi ia tidak terlalu keberatan.
Aku memeriksa rak buku lalu sebuah catatan lama terbalik seolah-olah itu akan runtuh. Buku itu ditulis dengan tulisan tangan ayahku. Ini adalah buku harian ayahku dimana ia mencatat apa yang dia alami dengan temannya disekolah menengah. Semua harinya tidak terekam/tertulis.
Kadang-kadang buku harian itu lompat sebulan dan ada halaman-halaman dimana ada noda darah. Aku tahu bahwa ayahku mengalami hal yang sama sepertiku. Dia juga melakukan kesalahan dalam hidupnya dan mencoba berlari dan terus berlari untuk menebus kesalahannya.
Hal-hal yang tertulis di catatan ayahku adalah catatan kegagalannya. Ayahku akhirnya menyerah dan gagal. Dia juga mengabaikan dan menghindarinya. Dia kehilangan teman-temannya. Halaman terakhir hanya tertera tanggal yang ditulis dan sisanya ditutupi dengan tinta gelap. Tinta itu memberikan noda dihalaman berikutnya dan halaman-halaman setelah dimana tidak ada tulisan diatasnya. Noda itu sepertinya menunjukkan kegagalan ayahku seperti jika itu semacam pengumuman / pidato / advokat. Setelah beberapa saat inderaku memburam.
Aku merasakan angin dingin bertiup dijendela dan tau hari itu adalah waktu yang paling gelap pada hari itu, waktu tepat sebelum matahari terbit. Adik-adikku termasuk Namjoon tidur tersebar disekitar tempat tidur. Aku melihat ke langit-langit, aku ingat nama ayahku ditulis disuatu tempat disini. Dibawah itu, ada kalimat tertulis "semuanya dimulai dari sini"
Aku merasakan sesuatu dari ujung jariku ketika aku bisa menutup catatan itu. Aku bisa menulis surat dibawah noda tinta. Aku merasakan sesuatu dari luar jendela. Aku kira matahari akan terbit. Tapi malam ini belum berakhir. Waktu belum malam atau lewat tengah malam. Ketika kegelapan dan cahaya buram terhubung, aku bisa melihat kata-kata pada baris dari halaman gelap yang ternoda. Catatan itu memiliki kenangan yang melampaui sesuatu yang terekam.
Diatas kata-kata, diruang antara garis-garis ,hal-hal yang ayahku lupakan dan tidak diingat tetap ada dihalaman. Warnanya menguap tetapi jejak bagaimana pena itu ditekan ke kertas masih tersisa. Waktu ketakutan ayahku, keputusasaannya. Harapannya yang kecil dan rapuh serta keputusasaan yang berputar-putar. Peta jiwa ayahku terpantul dan tertinggal di catatan itu. Ketika aku menutup catatan itu, aku terharu. Aku menatap masing-masing temanku. Mungkin kita harus kembali kesini. Semuanya dimulai dari sini. Aku menyadari makna, kegembiraan dan tertawa bersama.
Kesalahan awal yang dilakukan ..
Kesalahan yang tidak pernah bisa aku akui seperti bekas luka. Aku pikir semua hal ini bukanlah suatu kebetulan. Dipenghujung hari, harus sampai disini. Sehingga aku akan mencari tau tentang kesalahan yang telah aku lakukan dan menemukan arti dari rasa sakit dan penderitaanku. Dan mungkin akan selangkah lebih dekat untuk menemukan peta dijiwaku.
Taehyung, 11 Agustus 2022 (Answer)
Saat aku ingin berbalik, aku menemukan kalimat kecil dibawah tulisan 'X'. Tulisan itu berupa kalimat pendek yang seseorang gores didinding. Salah satunya bertuliskan 'ini bukan salahmu'. Ini pasti anak itu. Aku belum melihatnya lagi dan aku tidak tau bagaimana bentuk tulisannya, tapi aku tau. Rasanya seperti sapaan terakhir yang mengatakan kalau kepergiannya bukan karena diriku. Bahwa hal-hal yang terjadi bukan karena aku orang yang jahat. Rasanya dia seperti memberitahukan untuk tidak menyalahkan diriku dan menyiksa diriku sendiri, tapi untuk menjadi berani.

 Rasanya dia seperti memberitahukan untuk tidak menyalahkan diriku dan menyiksa diriku sendiri, tapi untuk menjadi berani     

Saat aku sadar aku sudah berada didepean rumahku. Aku bisa mendengar teriakan kakakku dari balik pintu. Aku mendorong masuk dan pergi ke dalam. Kejadian yang terasa familiar ada didepanku. Aku bergerak untuk menahan ayahku. Aku menahan tangannya dan menatapnya tepat dimata. Awalnya dia terkejut, tapi dia segera mengayunkan pukulan lainnya. Aku terhempas beberapa kali karenanya.
Teriakkan kakakku mengeras. Daguku sakit. Mulutku penuh dengan rasa besi. Tapi aku tidak menyerah. Aku meraih pinggang ayahku dan menahannya. Dia mengeluarkan teriakkan marah. Dia memukuli punggung dan bahuku tanpa ampun, tapi aku malah mengeratkan tanganku dipinggangnya.
Bukannya tidak sakit, bukannya tidak menakutkan. Tapi jika aku biarkan, siklus harian yang sama akan terus berulang. Aku ingin kali ini menjadi berbeda. Aku ingin merubahnya.
Tidak. Aku bukan ayahku. Aku akan melindungi keluargaku.
-----------------------------------------
oke fikksssss Taehyung sayang keluarga :"))) gue yang baper :")))))
 Hoseok, 13 Agustus 2022 (Answer)

Jimin dan anak itu berdiri diruang tengah latihan,  menunggu 5 detik setelah awal pose selalu tampak tanpa henti yang panjang. Segera setelah musik mengalir dari speaker, mereka berdua memulai langkah pertama. Itu adalah koreografi yang aku latih bersama anak itu belum lama ini. Aku duduk diruang lantai latihan dan menonton.
Ketika aku pertama kali mengetahui bahwa aku tidak bisa menari untuk saat ini, karena pergelangan kakiku,itu adalah hal yang sulit. Itu menyesakkan bahwa aku hanya harus menonton tarian orang lain.  Tetapi ketika aku membantu latihan Jimin, dan menyasikannya berkembang. Aku menyadari kenyataan bahwa aku tidak bisa menari sendiri bukanlah masalah yang besar. Bahwa aku bisa bahagia melanjutkan tarianku dengan cara yang lain.
Ketika aku pergi berlatih dengan Jimin,  aku bahkan tidak bisa membiarkan kesalahan kecil pada Jimin. Kadang-kadang secara halus melewatkan waktu atau membuat gerakan kecil lebih dari apa yang aku harapkan. Pada waktu itu aku menghentikan musik dan memeriksa setiap gerakan satu persatu. Tetapi ketika aku duduk di lantai ruangan sebagai penonton, tarian Jimin terlihat berbeda. Aku melihat sesuatu yang lebih besar dari gerakan kecil satu demi satu. Hal-hal yang aku pikir hanya kesalahan ketika kami berlatih bersama-sama, mendekatiku secara berbeda.
Kesalahan dan ketidaksempurnaan yang sepele justru menyatu menjadi perasaan yang unik, tentu saja itu berbeda dengan milikku, Jimin memiliki waktu dan ekspresinya sendiri. Tarian Jimin cerah dan menyentuh hati sampai musik berakhir. Aku melihat wajahnya bersinar penuh sukacita dan kegembiraan. Anak itu berdiri disampingnya. Ia akan pergi keluar negeri segera. Tiba-tiba kami saling mengunci mata. Aku memberi acungan jempol dan anak itu tersenyum lebar. Aneh sekali.
Ia tidak terlihat seperti ibuku. Aku bahkan tidak bisa mengingat wajah ibuku, jadi mengapa aku berpikir bahwa mereka mirip? Tiba-tiba hatiku terasa sakit, pergelangan kakiku yang belum sembuh ikut berkedut nyeri.
Seokjin, 15 Agustus 2022 (Her)
Setelah belok dipersimpangan, aku berhenti tiba-tiba tepat ketika aku seharusnya menambah kecepatan. Kendaraan di belakangku lewat dengan tanduknya membahana, dan kelihatannya seperti seseorang yang mengumpatku, tetapi dalam hiruk pikuk kota itu aku tidak peduli.
Aku melihat toko bunga kecil di salah satu sudut gang di sebelah kanan. Aku berhenti bukan karena aku melihat tokonya, tetapi karena aku telah menemukannya setelah sekian lama. Toko itu sedang dibangun, dan bahkan ketika aku mendekati pemiliknya, yang sedang mengatur dokumen ke satu sisi ke sisi lain, aku tidak punya harapan lagi.
Aku sudah mengunjungi beberapa tempat, aku bahkan tidak dapat menemukan penjual bunga yang tahu tentang keistimewaan bunga itu. Mereka hanya menunjukkan kepadaku bunga dengan warna yang sama. Tetapi aku tidak mencari yang seperti itu.
Bunganya harus nyata. Setelah mendengar nama bunga itu, pemilik toko itu menatapku untuk waktu yang lama. Dia mengatakan kepadaku pada saat toko tersebut secara resmi dibuka, dia dapat mengatur pengirimannya, dan kemudian bertanya


 Dia mengatakan kepadaku pada saat toko tersebut secara resmi dibuka, dia dapat mengatur pengirimannya, dan kemudian bertanya

"mengapa kau membutuhkan bunga ini dari semua bunga yang ada?" Aku memikirkannya ketika aku memutar pegangan pintu  untuk kembali ke mobil. Alasannya ketika aku membutuhkan bunga itu, hanya ada satu.
Karena aku ingin membuat orang itu bahagia. 
Karena aku ingin membuat orang itu tersenyum. 
Karena aku ingin melihat orang itu menikmatinya. 
Karena aku ingin menjadi orang baik.
(Note: gambaran beli bunga nya kalian bisa liat di highlight reelnya Jin yang pas beli bunga di pinggir jalan, dan di poster nya Jin yang megang bunga SMERALDO . Disitu Jin bilang 'jika aku bisa memutar balik waktu,  aku ingin menjadi orang yang baik' hmm
Seokjin , 30 Agustus 2022 (Answer)
Dia tampak bingung melihat buku harian yang dia pikir telah hilang. Film-film yang disukainya, tempat-tempat yang diinginkannya, bunga yang disukai, dan masa depan yang diimpikannya muncul setiap kali dia membalik halaman. Itu adalah sesuatu yang telah aku lakukan untuknya. Kata-kata 'aku minta maaf' tidak datang dengan mudah. Buku harian merah tergeletak diantara kami seperti lampu lalu lintas.
Aku ingin membuatnya bahagia. Aku ingin membuatnya tertawa. Aku ingin menjadi orang baik. Aku berpikir bahwa jika aku mengikuti kata-kata dibuku harian, aku akan menjadi begitu. Tapi nyatanya tidak demikian. Aku menjadi lebih takut, semakin aku mencoba menjadi orang lain. Bukankah diriku yang sebenarnya akan ditemukan? Tidakkah dia kecewa dan meninggalkan ku? Aku dengan panik menyembunyikan dan memalingkan wajah dari diriku sendiri. Tetapi sama seperti seseorang yang tidak dapat menetapkan jangka waktu pada kalimat yang subjek, aku telah kehilangan diriku tidak bisa berkembang dan malah berjalan ditempat yang sama.
Aku tahu sekarang bahwa tidak cukup aku yang membuat kesalahan dan gagal memang merupakan bagian dari diriku sendiri. Bahwa tidak peduli seberapa kejam dan tanpa ampun, hanya dengan bersikap jujur pada diriku sendiri, aku bisa mengambil langkah selanjutnya. Aku berdiri dari tempatku dan dia tidak mencoba meraihku. Aku pergi ke jalan dan melepas topiku.
Ketika aku menyapu rambutku kebelakang, semua waktu yang akan ku habiskan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi orang lain Sepertinya menyelinap melalui jari-jariku. Aku mengangkat kepala dan mata terkunci denganku tercermin dijendela. Wajah lemah, bibir pucat. Aku terlihat lusuh tanpa henti. Aku tertawa. Aku yang dijendela juga tertawa.
Seokjin , 30 Agustus 2022 (Tear)
Bisakah kalian mengingat momen saat kalian jatuh cinta? Bisakah kalian memprediksi kapan cinta itu akan berakhir?  Apa alasan manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyadari momen itu? Dan kenapa aku diberikan kekuatan untuk mengembalikan itu semua?
Mobil tiba-tiba berhenti, cahaya lampu depan berhamburan,  memantul dan jatuh. Aku tidak melakukan apa-apa, aku hanya berdiri tanpa pertahanan diri melihat kejadian itu. Aku tidak mendengar suara apapun, tidak ada sensasi apapun.


Hari itu musim panas, tapi hembusan angin terasa sangat dingin

Hari itu musim panas, tapi hembusan angin terasa sangat dingin. Ada suara sesuatu yang terguling dijalan. Ada harum bunga. Kemudian kenyataan menamparku. Buket bunga smeraldo terjatuh dari tanganku. Perempuan itu tergeletak ditengah jalan. Darah mengalir dirambutnya. Darah warna merah mengalir dijakan. Aku berpikir.. 'Jika saja aku bisa memutar waktu'
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalo ada yang kurang maapkeun :") 
Tolong beri jejak kalian dibawah :*

Liat disini kalo mau note lebih lengkapnya

1 komentar:

  1. wah daebakk... aku jd army br 1 thn 1 bln... aku udah sering baca tntg HYYH the notes sih cuman karna aku gk pernah beli album BTS jd aku gak tau byk.. jd semua crita ini trperinci dgn jelas ya ..... daebakk

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.